Skip to main content

Legacy in cloth; Batak textiles of Indonesia

by Niessen, Sandra


Menenun di daerah Batak Sumatera Utara adalah sebuah seni kuno yang dilakukan oleh perempuan, dan memperlihatkan beberapa desain dan fitur teknik tertua di kepulauan Indonesia. Sejak pencaplokan wilayah oleh kolonial Belanda pada peralihan abad kedua puluh, inovasi para penenun Batak dari daerah Danau Toba di Sumatera Utara telah berhasil menyesuaikan seni mereka dengan keadaan ekonomi dan sosial baru - tetapi dengan biaya besar. Dalam beberapa dekade terakhir, tenun telah jatuh ke penurunan dan tradisi terancam, sementara pada saat yang sama tekstil Batak sangat dihargai di koleksi museum di seluruh dunia..


Legacy in Cloth menawarkan studi definitif pertama dari warisan tenunan dari Batak Toba, Simalungun, dan Karo. Analisis paling lengkap tekstil Batak yang pernah diterbitkan, memberikan catatan lebih dari 100 jenis desain yang berbeda, termasuk foto-foto arsip dan kontemporer yang menunjukkan bagaimana tekstil tenunan dan bagaimana mereka digunakan dalam budaya Batak. Sandra Niessenis seorang antropolog yang berbasis di Belanda. Dia mengajar di Departemen Ekologi Manusia di University of Alberta, di mana dia mengkhususkan diri dalam tradisi tekstil di seluruh dunia dan gaya hidup yang berkelanjutan. Nies memiliki gelar Ph.D. dari Universitas Leiden, ia telah mempublikasikan secara luas tentang tekstil Batak. Pada tahun 2006, ia menjadi kurator tamu pada acara WOVEN WORLDS (baca tulisan sebelumnya), sebuah pameran tentang sejarah tekstil Batak pengumpulan oleh Tropenmuseum di Amsterdam

 
 

Comments

Popular posts from this blog

Nasehat-Nasehat dan Ungkapan-Ungkapan

Nasehat-Nasehat Orang tua Karo, termasuk orang tua yang suka memberikan nasehat-nasehat kepada anggota keluarganya. Dalam nasehat yang diberikan selalu ditekankan, agar menyayangi orang tua, kakak/abang atau adik, harus berlaku adil. Menghormati kalimbubu, anakberu, senina sembuyak, serta tetap menjaga keutuhan keluarga.   Beberapa nasehat-nasehat orang-orang tua Karo lama, yang diungkapkan melalui ungkapan-ungkapan antara lain: Ula belasken kata la tuhu, kata tengteng banci turiken . Artinya jangan ucapkan kata benar, tetapi lebih baik mengucapkan kata yang tepat/pas. Ula kekurangen kalak enca sipandangi, kekurangenta lebe pepayo , artinya jangan selalu melihat kekurangan orang lain, tetapi lebih baik melihat kekurangan  kita (diri) sendiri atau  Madin me kita nggeluh, bagi surat ukat, rendi enta, gelah ula rubat ,  artinya lebih baik kita hidup seperti prinsip  surat ukat (surat sendok), saling memberi dan memintalah agar jangan sampai berkelahi. Beliden untungna si apul-apulen

Musik Karo - Gendang Tiga Sendalanen (bagian 5)

7.2 Gendang telu sendalanen Secara harfiah Gendang telu sendalanen memiliki pengertian tiga alat musik yang sejalan atau dimainkan secara bersama-sama (sama seperti pengertian Gendang Lima Sendalanen). Ketiga alat musik tersebut adalah (1)  Kulcapi/balobat , (2)  ketengketeng,  dan (3)  mangkok.  Dalam ensambel  ini ada dua istrumen yang bisa digunakan sebagai pembawa melodi yaitu   Kulcapi  atau  balobat.   Pemakaian  Kulcapi atau balobat  sebagai pembawa melodi dilakukan secara terpisah dalam upacara yang berbeda.  Sedangkan  Keteng-keteng dan  mangkok merupakan alat musik pengiring yang menghasilkan pola-pola ritem yang bersifat konstan dan repetitif. Jika  Kulcapi digunakan sebagai pembawa melodi, dan  keteng-keteng  serta mangkok sebagai alat musik pengiringnya, maka istilah  Gendang telu sendalanen sering disebut   Gendang Lima Sendalanen Plus Kulcapi ,  dan jika balobat sebagai pembawa melodi, maka istilahnya  tersebut  menjadi  gendang balobat.  Masing-masing alat mu

Kumpulan Teks dan Terjemahan Lagu-lagu Karya Djaga Depari (bagian 2)

8. Mari Kena Mari turang geget ate mari kena Sikel kal aku o turang kita ngerana Aloi, aloi kal aku Kena kal nge pinta-pintangku Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena Tebing kal kapen o turang ingandu ena Nipe karina i jena ringan i jena Tadingken kal ingandu ena Mari ras kal kita jenda Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena Tertima-tima kal kami kerina gundari Kalimbubu, anak beru ras seninanta merari Mulih kal gelah kena keleng ate Ras kal kita jenda morah ate Ula lebe meja dage Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena (sumber : Henry Guntur Tarigan, Piso Surit tahun 1990 halaman : 132) Mari Kena (Marilah mari) Mari adinda sayang marilah mari Ingin daku kita berbicara Dengar, dengarkanlah daku Dikaulah yang sangat kurindukan Mari, marilah sayang Mari, marilah sayang Sangat terjal jalan ke rumahmu sayang Ada banyak ular pula di situ Tinggalkanlah rumahmu itu Mari kita bersama di si