Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2011

Bunga Gundur

BUNGA GUNDUR :  Sumber Motif adalah tumbuh-tumbuhan.  Ragam hias bunga gundur atau bunga labu gunanya sebagai penolak bala dan juga sebagai hiasan. Ornamen ini dapat dibuat dengan corak anyaman bambu yang digunakan sebagai ayo ayo rumah adat, jambur, geriten pada masyarakat Karo.

Restorasi Rumah Adat Karo Sebagai Kepedulian Nyata

Membangun dan memelihara itu sama susahnya, seperti juga menjaga apa yang diwariskan. Sebuah kenangan mungkin akan lekang oleh waktu, tetapi sebuah identitas diri tak akan luntur. Begitulah saat ini, ketika jaman berjalan dan modrenisasi mau tak mau harus dihadapi.  Dari foto-foto yang ada, kita diwariskan budaya yang agung, walau yang terlihat dari foto-foto itu hanyalah produk kebudayaan. Sementara budaya yang sebenarnya ada dalam prilaku kehidupan sehari-hari. Namun ketika produk-produk kebudayaan itu kian luntur menuju punah, ditakutkan sumbernyapun akan mengering. Apa yang bisa diceritakan, bila tak ada cermin untuk berkaca. Apa yang bisa dikatakan bila tak ada ingatan yang bisa dikenang kembali. Salah satu produk kebudayaan itu adalah rumah adat, tempat kelahiran, kehidupan hingga kematian. Di dalamnya juga terdapat tranformasi budaya, bisa dikatakan sebagai rumah komunal. Pembangunannyapun memiliki keunikan dan mengikutkan peran serta penghuninya maupun perangkat adat. N

Rumah Komunal Bernama si Waluh Jabu

rumah adat karo O rang Karo mendiami wilayah dataran tinggi Karo di Kabupaten Tanah Karo sebelah utara Danau Toba, Sumatera Utara. Orang Karo sendiri menyebutnya sebagai Taneh Karo Simalem , Tanah Karo yang Indah. Para antropolog Indonesia, seperti Koentjaraningrat, Masri Singarimbun dan Junus Melalatoa, menggolongkan suku Karo ini ke dalam suku Batak menjadikannnya sub suku Batak Karo. Orang Karo mempunyai bermacam-macam bangunan adat yang berbeda-beda berdasarkan fungsinya : 1. Si Waluh Jabu , berfungsi sebagai tempat tinggal karena ruang yang ada berfungsi sebagai tempat istirahat dan tungku untuk memasak dan sebagai penghangat. 2. Geriten , mempunyai fungsi sebagai tempat tulang-tulang nenek moyang. Tulang-tulang ini pada umunya diletakkan pada bagian atap yang tertutup. Kebiasaan masyarakat Karo untuk melakukan ritual penguburan kedua kalinya masih bisa kita jumpai. 3. lesung , adalah bentuk bangunan yang menyimpan lesung dan di situ perempuan biasa menumbuk padi beramai-ram

Berastagi di tahun 1947

Berastagi di tahun 1947

Wanita Karo dan Wine?

lukisan wanita Karo dalam pameran seni rupa "10 Perupa Perempuan" di Salihara D alam memperingati Hari Perempuan Sedunia (Women's International Day) yang jatuh pada 8 Maret 2009, Komunitas Salihara mengadakan rangkaian pertunjukan dan pameran bertema Enam Pekan Perempuan dan ini juga dilaksanakan untuk memperingati Hari Kartini 21 April 2009. Acara pertama pada April adalah pameran seni rupa “10 Perupa Perempuan” yang menampilkan lukisan, patung, obyek, dan instalasi, karya-karya sepuluh perupa perempuan. Yaitu Ay Tjoe Christine, Ayu Arista Murti, Arahmaiani, Astari, Dolorosa Sinaga, Yani Mariani, Mella Jaarsma, Tere, Wara Anindyah dan Titarubi. Mereka adalah para seniman perempuan yang ini karya-karyanya banyak diperbincangkan dalam kurun waktu satu dekade belakangan ini. Pameran ini berlangsung dari tanggal 3 hingga 17 April 2009 di Galeri Salihara. S alah satunya adalah lukisan wanita Karo lengkap dengan pakaian adat dan perhiasannya. Tapi entah mengapa di at

Meriam Puntung (kisah dalam Putri Hijau)

Bagian dari meriam Putri Hijau yang terletak di istana Sultan Deli , Medan (sumber KITLV) Bagian lain dari meriam Putri Hijau yang terletak di Sukanalu, Tanah Karo (sumber KITLV)

Lukisan Gadis Karo

Lukisan Gadis Karo (sumber KILTV Leiden)

Lukisan Sinabung

Gunung Sinabung De Sinaboeng (sumber KITLV Leiden)

Lukisan Pasar Kabanjahe

Pasar Kabanjahe Passer te Kaban Djahè, Sumatra (sumber KITLV Leiden)

Legacy in cloth; Batak textiles of Indonesia

by Niessen, Sandra Menenun di daerah Batak Sumatera Utara adalah sebuah seni kuno yang dilakukan oleh perempuan , dan memperlihatkan beberapa desain dan fitur teknik tertua di kepulauan Indonesia . Sejak pencaplokan wilayah oleh kolonial Belanda pada peralihan abad kedua puluh , inovasi   para penenun Batak dari daerah Danau Toba di Sumatera Utara telah berhasil menyesuaikan seni mereka dengan keadaan ekonomi dan sosial baru - tetapi dengan biaya besar . Dalam beberapa dekade terakhir , tenun telah jatuh ke penurunan dan tradisi terancam , sementara pada saat yang sama   tekstil Batak s angat dihargai di koleksi museum di seluruh dunia . . Legacy in Cloth menawarkan studi definitif pertama dari warisan tenunan dari Batak Toba, Simalungun, dan Karo. Analisis paling lengkap tekstil Batak yang pernah diterbitkan, memberikan catatan lebih dari 100 jenis desain yang berbeda, termasuk foto-foto arsip dan kontemporer ya

Pameran Tenunan Batak di Tropenmuseum, Amsterdam

WOVEN WORLDS (WERELD VAN WEEFSELS) Exhibition in the Park Room of the Tropenmuseum, Amsterdam   Kurator Tamu oleh Dr. Sandra Niessen 17 February – 2 July 2006 . ditulis oleh Pamela (admin www.tribaltextiles.info ) Pameran ini menampilkan contoh-contoh indah dari tekstil Batak , dan kisah koleksi mereka . Selama berabad-abad Batak tinggal keberadaan relatif independen di dataran tinggi Sumatera Utara . Setelah datang kontak dengan kekuasaan kolonial pada abad kedelapan belas , budaya mereka berubah secara signifikan . Pada saat yang sama , museum mulai mengumpulkan tekstil mereka . Batak objek dalam pameran menawarkan wawasan ke dalam pengembangan budaya mereka serta prioritas , motif , dan strategi dari empat kolektor : Herman Neubronner van der Tuuk , Johan Ernst Jasper , Tassilo Adam dan Sandra Nies . Saya sangat menikmati kedua pameran . Ada beberapa sangat khusus ulos Batak ( terutama Batak Toba

PENGOEMOEMAN !!!

Vacature advertentie 1889  DAG INLANDER... HAJOO URANG MELAJOE... KOWE MAHU KERDJA??? GOVERNEMENT NEDERLANDSCH INDIE PERLU KOWE OENTOEK DJADI BOEDAK ATAOE TJENTEN K DI PERKEBOENAN-PERKEBOENAN ONDERNEMING KEPOENJAAN GOVERNEMENT NEDERLANDSCH INDIE DJIKA KOWE POENYA SJARAT DAN NJALI BERIKOET: 1. Kowe poenja tangan koeat dan beroerat 2. Kowe poenja njali gede 3. Kowe poenja moeka kasar 4. Kowe poenja tinggal di wilajah Nederlandsch Indie 5. Kowe boekan kerabat dekat pemberontak-pemberontak ataoepoen maling ataoepoen mereka jang soedah diberantas liwat actie politioneel. 6. Kowe beloem djadi boedak nederlander ataoepoen ondernemer ataoe toean tanah ataoe baron eropah. 7. Kowe maoe bekerdja radjin dan netjes. KOWE INLANDER PERLOE DATANG KE RAWA SENAJAN DISANA KOWE HAROES DIPILIH LIWAT DJOERI-DJOERI JANG BERTOEGAS: 1. Keliling rawa Senajan 3 kali 2. Angkat badan liwat 30 kali 3. Angkat peroet liwat 30 kali Kowe mesti ketemoe Mevrouw Shanti, Meneer Tomo en Meneer At

Potret Buruh Perkebunan Sumatra Timur Masa Belanda

Judul                      : Coolie Penulis                   : Madelon H. Lulofs Penterjemah           : G.J. Renier dan Irene Clephane Edisi asli                 : Belanda Edisi terjemahan     : Inggris Penerbit                 : Oxford University Press, Singapore,                                 1953, 216 + x hlm. Kapitalisme perkebunan awal di Indonesia muncul sejak abad 17-18 di Jawa dan Sumatra Timur. Kapitalisme perkebunan ini merupakan kolonisasi resmi Belanda, yang sebelumnya dirintis oleh kapitalisme dagang Belanda, yakni VOC. Berkembang biaknya kapitalisme perkebunan di Jawa dan Sumatra Timur akibat berkurangnya peran negara kolonial dalam memaksa penduduk-penduduk pribumi menyediakan produk komoditi tertentu, yang dikerjakan secara paksa. Setelah mengalami pergeseran politik di negeri Belanda, akibat banyaknya kritikan dari tanah jajahan dan dari Belanda sendiri, di samping mulai bangkrutnya VOC, maka kaum kapitalis Belanda memaksa menghapuskan monopoli neg

Resume Buku "Lintasan Sejarah Peradaban Sumatera Timur 1612-1950

Pengarang        :  Tengku H.M. Lah Husny Penerbit            :  Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Proyek Penerbitan Buku Bacaan Dan Sastra                            Indonesia Dan Daerah Tahun               :  1978 Pembukaan perkebunan tembakau yang dilakukan oleh Nienhuys yang mendapatkan hasil yang menguntungkan membuat banyak pemodal asing yaitu orang-orang Eropa mengikuti jejak Nienhuys membuka perkebunan di Sumatera Timur. Akibatnya Sumatera Timur menjadi ramai. Pada tahun 1913 telah ada 127.700 orang buruh kontrak di sumatera Timur. Tahun 1916 meningkat menjadi 198.093 orang.  Orang-orang Karo dan orang-orang Melayu tidak mau bekerja diperkebunan-perkebunan ini, biar dikantor apalagi menjadi kuli/buruh. Mereka tidak mau masuk perangkap dan lebih suka bekerja bebas. Oleh sebab itu Belanda mengatakan bahwa “orang Melayu dan orang Karo itu pemalas, tidak dapat dipercaya, lebih suka menghabiskan waktunya dengan memancing dan uduk-duduk di lepau saja”. Malaha

Kalung

Kalung Berahmeni. Seorang anak dengan perhiasan perak . Karolanden . Een kind met zilveren sieraden, Karolanden. Date : 1914-1919 Source : Tropenmuseum Author : T. (Tassilo) Adam (Fotograaf/photographer)

Karo-Batak inscription on bone comprising on one

L0031388 Credit:  Wellcome Library, London Karo-Batak inscription on rib bone of a water buffalo comprising on one side the text of an amulet against bullets and on the other magical drawings. Batak people, Sumatra 19th Century Collection: Asian Collection Library reference no.: Or Batak MS 331834 Copyrighted work available under Creative Commons by-nc 2.0 UK: England & Wales, see http://images.wellcome.ac.uk/indexplus/page/Prices.html

Perhiasan-perhiasan Karo (bagian 2)

Kalung . Perhiasan ini dibuat dari perak di Kabanjahe .   Rantai ini digunakan di leher oleh perempuan muda dan   laki-laki saat mengenangkan tudung (kain penutup kepala).. Halssieraad. Dit sieraad is vervaardigd door een zilversmid te Kabanjahé. De motieven zijn Karo, maar de uitvoering is mogelijk aangepast aan het gebruik door Europeanen.. Ketting die door jonge  vrouwen om de hals en door mannen in de hoofddoek wordt gedragen Date : voor/before 1920 Source : Tropenmuseum Author : Tropenmuseum Perhiasan, Karo Sieraden, Karolanden. Date : 1914/1921 Source : Tropenmuseum Author : T. (Tassilo) Adam (Fotograaf/photographer) Perhiasan, Karo Sieraden, Karolanden. Date : 1919 Source : Tropenmuseum Author : T. (Tassilo) Adam (Fotograaf/photographer) Aksesori pakaian. Perhiasan ini dibuat dari bahan perak di Kabanjahe . Kledingaccessoire. Dit sieraad is vervaardigd door een zilversmid te Kabanjahé. De motieven zijn Karo, maar de uitvoering is mogelijk aangepast

Perhiasan-perhiasan Karo (bagian 1)

Perhiasan di tangan dan tongkat Handen met sieraden en een staf, Karolanden. Date : 1914-1919 Source : Tropenmuseum Author : T. (Tassilo) Adam (Fotograaf/photographer) Gelang dikenakan oleh seorang kepala desa di Karo , Sumatera Utara , Indonesia awal abad ke-20. Foto diambil di Wiki Loves Seni lokakarya Belanda di Museum Tropis   di Amsterdam pada tanggal 26 Juni 2009. Bracelet worn by a village headman Karo Batak, North Sumatra, Indonesia gold early 20th century Foto gemaakt tijdens Wiki Loves Art Nederland workshop  in het Tropenmuseum in Amsterdam op 26 juni 2009. Source : Armband gedragen door een dorpshoofd (Noord Sumatra, Indonesië), begin 20ste eeuw Author : jankie   Kalung desain Karo . Perhiasan ini dibuat dari perak di Kabanjahe . Halssieraad. Dit sieraad is vervaardigd door een zilversmid te Kabanjahé. De motieven zijn Karo, maar de uitvoering is mogelijk aangepast aan het gebruik door Europeanen.. Halsketting Date : voor/before 192