Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2011

Tanah Karo 1946-1950

1 augustus 1947.  Brastagi . Bij hun aankomst in Brastagi  deden onze troepen een lugubere vondst. In een massagraf werden 18 gemutileerde lijken aangetroffen. Elders in het dorp werden nog 40 vreselijke verminkte lijken gevonden van andere slachtoffers van de TNI Vrijdag 18 maart werd een team van de militaire waarnemers van de Verenigde Naties, dat zich per jeep van Medan naar B rastagi   begaf, dicht bij de laatste plaats beschoten. Enkele militaire waarnemers stelden een onderzoek in en inspecteerden de jeep. Van 13 t/m 16 september maakte de terr.tvs.trpn.cdt. van Noord-Sumatra, generaal majoor P. Scholten een inspectietocht in de omgeving van  Brastagi . De generaal bezocht vele posten van de daar gelegerde onderdelen. De kampongbevolking uit zijn dank aan de "Toean Djenderal" de kepala woning van Pergin Manga n tijdens zijn toespraak tot de generaal. Voor diens voeten enkele geschenken, tastbaar bewijs van de dank dezer mensen. Dicht bij het Toba-meer lig

Sultan Hamengku Buwono IX Saat Berkunjung ke Tanah Karo

De Republikeinse Minister van Oorlog, de sultan van Djokja, Hamengku Buwono IX arriveerde op zaterdag 24 september op het vliegveld Medan, vergezeld van ca. 20 andere republikeinse autoriteiten w.o. de vice-premier Sjafrudin Prawiranegara, de Minister van Voorlichting mr. Samsudin en de voorzitter van het werkcomite van het KNIP, mr. Asaat. Zij brachten een kort bezoek aan de stad en inspecteerden enige TNI-posten op de  Karo -hoogvlakte. Te Batukarang begeeft de sultan zich onder groot gejuich van de menigte naar de school, waar een maaltijd zal worden gebruikt. De Republikeinse Minister van Oorlog, de sultan van Djokja, Hamengku Buwono IX arriveerde op zaterdag 24 september op het vliegveld Medan, vergezeld van ca. 20 andere republikeinse autoriteiten w.o. de vice-premier Sjafrudin Prawiranegara, de Minister van Voorlichting mr. Samsudin en de voorzitter van het werkcomite van het KNIP, mr. Asaat. Zij brachten een kort bezoek aan de stad en inspecteerden enige TNI-posten op de 

Karo Traditional House, 1980

sunber : Panoramio.com

Karo Village, Near Kabanjahe, 1980 (By Tashimelampo)

sumber : Panoramio.com

Karo Village Near Berastagi, 1980 (by Tashimelampo)

sumber : Panoramio.com

Old Batak Woman, Karoland (1930s)

sumber : klik

Karo di Tahun 1991 oleh Kamera Hans R van der Woude

Barusjahe, 1991. Ajujulu (1991) Kampung Lingga (1991) sumber : Hans R van der Woude ( klik )

Rumah Adat Karo dan Kekaroan

Oleh Juara R. Ginting Di jaman Pre Kolonial, kebanyakan rumah adat Karo terdiri dari 4 jabu ( rumah si empat jabu ). Rumah adat yang terdiri dari 8  jabu  ( rumah si waluh jabu ) menjadi lebih disukai di Jaman Kolonial. Namun begitu, baik di Jaman Pre Kolonial maupun di Masa Kolonial, bisa didapati rumah 4 jabu dan rumah 8 jabu. Di samping itu, ada rumah-rumah 6 jabu dan 12 jabu. Di Batukarang pernah dibangun rumah 16 jabu dan di Seberaya pernah ada rumah 24 jabu. Dokan 1990 (Foto: Juara R. Ginting) Apa yang kita katakan sekarang ini  rumah adat  dulunya cuman disebut  rumah  oleh orang-orang Karo karena memang hanya itu satu-satunya rumah di masa lampau. Bangunan lain yang biasa juga dijadikan tempat tinggal adalah  barung , yaitu dangau atau gubuk tempat tinggal satu keluarga di ladang. Sebuah daerah pertanian memiliki status sebagai  kuta  (desa) bila di sana dibangun paling tidak sebuah rumah adat. Tanpa adanya rumah adat, sebuah wilayah pertanian disebut  perjuman  (perladangan

Batu Umang di Sembahe

Pussis Temukan Batu Kemang di Sembahe Medan, Kompas - Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Medan menemukan batu kemang atau batu umang di Sembahe, Deli Serdang. Batu Kemang merupakan peninggalan tradisi masyarakat Karo yang mulai tidak dikenal di kalangan masyarakat Sumatera Utara ataupun masyarakat Karo sendiri. Batu kemang digunakan untuk menyimpan mayat. ”Menurut kepercayaan tradisional pada masyarakat Karo, kemang atau umang adalah semacam roh orang yang meninggal. Demikian pula pada orang Simalungun yang menyebutnya sebagai homin atau homing,” kata staf Pussis Unimed Erond Damanik, Selasa (23/11), melalui surat elektronik. Erond terlibat dalam kegiatan itu bersama dengan Edmund Edward McKinnon, peneliti dan arkeolog berkebangsaan Inggris, Sabtu pekan lalu. Batu kemang di Sembahe itu berada pada batu besar yang di dalamnya terdapat lubang hasil pahatan. Di bagian depan terdapat semacam pintu berukuran 60 x 60 sentimeter sebagai jalan untuk memasukkan keran

Kota Rentang dan Hubungannya Dengan Kerajaan Aru

Oleh: Suprayitno Dosen Sejarah Fakultas Sastra USU Medan PADA April 2008, Tim Peneliti Gabungan dari Indonesia, Singapura, dan Amerika Serikat menemukan situs Kota Rantang yang terletak di Kec. Hamparan Perak, Deli Serdang. Temuan itu berupa keramik, potongan kayu bekas kapal, batu bata dan nisan. Koordinator kegiatan penggalian situs, Nani H Wibisono dalam salah satu media Jakarta terbitan 24 April 2008 mengatakan, aneka keramik yang ditemukan paling banyak berasal dari Dinasti Yuan abad ke-13-14. Selain itu ada keramik dari Dinasti Ming abad ke-15, keramik Vietnam abad ke-14-16, keramik Thailand abad ke-14-16, keramik Burma abad ke-14-16, dan keramik Khmer abad ke-12- 14. Adapun batu nisan yang ditemukan di lokasi bergaya Islam bertuliskan syahadat tanpa ada angka tahun. Temuan situs Kota Rantang kembali mengingatkan kita kepada temuan situs Kota China di Labuhan Deli yang ditemukan pada tahun 1970-an. Yang menarik dari komentar para ahli sejarah dan arkeologi tentang t