Lagu Turang ciptaan Husin
Ngalimun menjadi pengisi musik dalam filem "Turang” di tahun 1957. Saat itu lagu ini dinyanyikan oleh Tuti Daulai. Film
“Turang” ini mengisahkan perjuangan orang-orang dari suku Karo pada waktu Revolusi
Agustus '45 di Sumatra Timur, pemutaran pertamanya dilangsungkan di Istana
Merdeka dan disaksikan oleh Presiden Sukarno. Sayang sekali filem ini hilang
bersama jatuhnya Soekarno.
Di tahun 1970 lagu "Turang" dinyanyikan oleh Rita Zahara bersama Orkes Kroncong Tetap Segar. Diaransemen ulang oleh R. Pirngadie. Direkam di Evergreen Monaural Records.
Lagu Turang ini ini terdapat dalam album "Songs from Tapanuli in the Krontjong Beat." Ini adalah kesalahan besar, sebenarnya lagu ini bukan berasal dari daerah Tapanuli tetapi berasal dari Tanah Karo yang berada di propinsi yang sama yaitu Sumatera Utara.
Di tahun 1970 lagu "Turang" dinyanyikan oleh Rita Zahara bersama Orkes Kroncong Tetap Segar. Diaransemen ulang oleh R. Pirngadie. Direkam di Evergreen Monaural Records.
Lagu Turang ini ini terdapat dalam album "Songs from Tapanuli in the Krontjong Beat." Ini adalah kesalahan besar, sebenarnya lagu ini bukan berasal dari daerah Tapanuli tetapi berasal dari Tanah Karo yang berada di propinsi yang sama yaitu Sumatera Utara.
Rita Zahara
Lahir : Singapura, 5
Desember 1942
Wafat : Jakarta, 8
Maret 2007
Sumber foto : Tabloidnova.com |
Sinopsis :
Filem berjudul "Turang"
terpilih sebagai Filem Terbaik FFI (Festival Filem Indonesia) tahun 1960.
Bercerita tentang perjuangan Rusli dalam melawan penjajah di Sumatera. Ketika
terluka, ia dirawat oleh Tipi. Tumbuhlah rasa cinta diantara mereka tetapi
keadaan tidak memungkinkan untuk mereka bersama karena Belanda terus menyerang
dan pasukan harus terus berpindah-pindah.
Kisah perjuangan gerilya melawan
Belanda di Tanah Karo (Sumatera Utara), khususnya di Seberaja, kampung yang
pernah jadi pusat komando. Wakil komandan Rusli (Omar Bach) yang terluka
diserahkan perawatannya kepada Tipi (Nizmah), adik anggota gerilyawan Tuah
(Tuahta Perangin-angin). Tumbuhlah cinta antara Rusli dan Tipi,
namun keadaan tidak memungkinkan mereka terus bersama. Serangan Belanda, atas
petunjuk mata-mata Dendam (Hadisjam Tahax), memaksa pasukan terus
berpindah-pindah, bergerilya. Selanjutnya bisa dibaca pada tulisan sebelumnya :
Lenyapnya Film Turang (1957) dan Piso Surit (1960).
Comments