Tugu Kapiten Baru – Ikon Kabanjahe yang Terlupakan
Sumber : Aurorayamerescha.wordpress.com
Kabanjahe adalah ibu kota Kabupaten Tanah Karo. Kota yang
terletak 62 kilometer di tenggara kota Medan ini bisa ditempuh 2 jam perjalanan
darat.
Kabanjahe sebagai
daerah yang dingin karena berada di atas 1000 meter DPL sangat terkenal dengan
penghasil sayur mayur. Dengan daerahnya yang dingin tersebut maka sangat asyik
menikmati suasana kota dengan secangkir kopi Sidikalang di warung kopi Tiga
Serangkai.
Saya tersadar dari
lamunan ketika angkutan kota melewati kedai kopi ini dengan musik hangar-bingarnya.
Dengan lagu Karo yang khas alat musiknya angkutan kota ini menyadarkan saya
untuk kembali melanjutkan penelusuran kota yang sudah lama sekali tidak saya
sambangi.
Oya… kadang ketika kita berada di suatu tempat kita lupa
untuk melihat lebih detail tentang daerah itu, tetapi ketika kita sudah jauh
meninggalkan daerah tersebut baru kita sadar kalau ada sudut tertentu kota yang
selama ini lolos dari pengamatan kita.
Nah… hal yang sama terjadi pada saya. Saat itu saya
terhenyak karena Tugu Kapiten Purba
yang hampir setiap hari saya lewati luput dari pengamatan saya selama ini.
Saya jadi penasaran, apa sebenarnya isi tulisan yang ada di
monumen tersebut? Berikut adalah hasil penelusuran saya.
Tahukah anda kalau Kapiten Purba dulunya adalah anggota MPR/ DPR RI?
Beliau lahir di Kaban Jahe tahun 1915 dan meninggal 24 Maret
1973 di Jakarta. Beliau dikebumikan tanggal 26 Maret 1973 di TMP Medan.
Beliau berpangkat terakhir Mayor C.P.M. Purn. dengan NPP.
12831.
Monumen ini dibangun dan diresmikan 10 Maret 1975 yang
diprakarsai oleh teman seperjuangan dengan panitia pembangunan keluarga PURBA.
Di sisi kiri monumen tersebut dapat kita lihat visualisasi
perjuangan kemerdekaan. Sedangkan di sisi kanannya adalah alat musik Karo.
Sayang pada saat itu tidak ada tempat saya bertanya arti dari visualisasi di
sebelah kanan dan kiri monumen tersebut. Namun satu hal saya petik dari monumen
sederhana ini adalah betapa tingginya apresiasi orang tua kita di masa lalu.
Dalam 2 tahun setelah kematian beliau tugu yang megah ini sudah berdiri kokoh
di tengah kota Kaban Jahe. Di sisi lain kita saat ini sering melupakan betapa
beratnya mendapatkan kemerdekaan yang sekarang dapat kita nikmati.
Hari ini saya belajar lagi kalau masa lalu tidak terjadi
begitu saja. Masa lalu terjadi dan menentukan masa sekarang. Ada baiknya kita
merenungkan masa lalu untuk jembatan kita lebih baik di masa yang akan datang.
MERDEKA………………
Comments