Untuk sebuah pelurusan sejarah, berikut ini perlu diberitahukan tentang kesalahan pemuatan gambar yang dilakukan beberapa media. Bahwasannya gambar yang mereka sematkan adalah gambar dari Sibayak Pa Mbelgah dan itu bukan gambar Oppu Halto.
Pa Mbelgah adalah Sibayak dari Kabanjahe. Pada tahun 1895 sepasukan Laskar Simbisa dari Urung XII
Kuta Kabanjahe pimpinan Sibayak Pa Mbelgah dan Sibayak Pa Landas, turun ke
Liang Muda, membantu rakyat yang sedang melawan Kompeni Belanda dan tentara
Sultan Serdang.
Lalu terjadi voorcontak antara pasukan Sibayak Pa Mbelgah
dengan tentara Sultan Serdang dan militer Belanda. Pertempuran berlangsung
beberapa hari dengan serunya.
Mengenai Perang Liang Muda ini, T. Lukman Sinar, SH menuliskannnya dalam bukunya “Sari Sejarah Serdang."
Nama Sibayak Pa Mbelgah, sangat termashur tidak hanya di dataran tinggi Karo, tapi juga di daerah Sinembah Tanjung
Muda Hulu dan HIlir, di Deli, Langkat Hulu.
Dari penjelasan Tropenmuseum dikatakan bahwa gambar berikut adalah : Foto dari Sibayak Pa Mbelgah.
Portret van Sibayak Pa Mbelgah
Fotograaf : T (Tassilo) Adam
Op deze foto is een portret te
zien van Sibayak Pa Mbelgah uit Kabanjahe, gemaakt door Tassilo Adam, waarbij
alleen zijn hoofd zichtbaar is. Dat laatste zorgde voor enige opschudding,
zoals te lezen valt in een krantenartikel d.d. 27 februari 1918.
Pa Mbelgah overleed op 21 februari
1918 (Adam 1919: 34). Planter, verzamelaar en fotograaf Tassilo Adam schatte
zijn leeftijd over de zeventig toen hij hem in de jaren tien portretteerde
(Adam 1930: 121). Onder de kop "Pa Mulga" werd door de Sumatra Post
een tweetal artikelen gewijd aan de dood van deze ‘sibayak’, een invloedrijke
lokale leider uit het Karo Batak dorp Kabanjahe. (1) Op 25 februari schreef de
krant :
Selanjutnya bisa disimak di laman berikut ini : Portret van Sibayak Pa Mbelgah
Comments