Skip to main content

Ini Sibayak Pa Mbelgah, Bukan Oppu Halto

Untuk sebuah pelurusan sejarah, berikut ini perlu diberitahukan tentang kesalahan pemuatan gambar yang dilakukan beberapa media. Bahwasannya gambar yang mereka sematkan adalah gambar dari Sibayak Pa Mbelgah dan itu bukan gambar Oppu Halto.

Pa Mbelgah adalah Sibayak dari Kabanjahe. Pada tahun 1895 sepasukan Laskar Simbisa dari Urung XII Kuta Kabanjahe pimpinan Sibayak Pa Mbelgah dan Sibayak Pa Landas, turun ke Liang Muda, membantu rakyat yang sedang melawan Kompeni Belanda dan tentara Sultan Serdang.

Lalu terjadi voorcontak antara pasukan Sibayak Pa Mbelgah dengan tentara Sultan Serdang dan militer Belanda. Pertempuran berlangsung beberapa hari dengan serunya.

Mengenai Perang Liang Muda ini, T. Lukman Sinar, SH  menuliskannnya dalam bukunya “Sari Sejarah Serdang."



Nama Sibayak Pa Mbelgah, sangat termashur tidak hanya di dataran tinggi Karo, tapi juga di daerah Sinembah Tanjung Muda Hulu dan HIlir, di Deli, Langkat Hulu. 


https://pardedejabijabi.wordpress.com/2013/05/01/kesetiaan-pejuang-batak-terhadap-sisingamangaraja-xii/

http://www.tobatabo.com/814+kisah-oppu-halto-kesetiaan-pejuang-batak-terhadap-sisingamangaraja-xii.htm

Dari penjelasan Tropenmuseum dikatakan bahwa gambar berikut adalah : Foto dari Sibayak Pa Mbelgah.



Portret van Sibayak Pa Mbelgah
Fotograaf : T (Tassilo) Adam

Op deze foto is een portret te zien van Sibayak Pa Mbelgah uit Kabanjahe, gemaakt door Tassilo Adam, waarbij alleen zijn hoofd zichtbaar is. Dat laatste zorgde voor enige opschudding, zoals te lezen valt in een krantenartikel d.d. 27 februari 1918.

Pa Mbelgah overleed op 21 februari 1918 (Adam 1919: 34). Planter, verzamelaar en fotograaf Tassilo Adam schatte zijn leeftijd over de zeventig toen hij hem in de jaren tien portretteerde (Adam 1930: 121). Onder de kop "Pa Mulga" werd door de Sumatra Post een tweetal artikelen gewijd aan de dood van deze ‘sibayak’, een invloedrijke lokale leider uit het Karo Batak dorp Kabanjahe. (1) Op 25 februari schreef de krant :

Selanjutnya bisa disimak di laman berikut ini  : Portret van Sibayak Pa Mbelgah




Comments

Popular posts from this blog

Nasehat-Nasehat dan Ungkapan-Ungkapan

Nasehat-Nasehat Orang tua Karo, termasuk orang tua yang suka memberikan nasehat-nasehat kepada anggota keluarganya. Dalam nasehat yang diberikan selalu ditekankan, agar menyayangi orang tua, kakak/abang atau adik, harus berlaku adil. Menghormati kalimbubu, anakberu, senina sembuyak, serta tetap menjaga keutuhan keluarga.   Beberapa nasehat-nasehat orang-orang tua Karo lama, yang diungkapkan melalui ungkapan-ungkapan antara lain: Ula belasken kata la tuhu, kata tengteng banci turiken . Artinya jangan ucapkan kata benar, tetapi lebih baik mengucapkan kata yang tepat/pas. Ula kekurangen kalak enca sipandangi, kekurangenta lebe pepayo , artinya jangan selalu melihat kekurangan orang lain, tetapi lebih baik melihat kekurangan  kita (diri) sendiri atau  Madin me kita nggeluh, bagi surat ukat, rendi enta, gelah ula rubat ,  artinya lebih baik kita hidup seperti prinsip  surat ukat (surat sendok), saling memberi dan memintalah agar jangan sampai berkelahi. Beliden untungna si apul-apulen

Kumpulan Teks dan Terjemahan Lagu-lagu Karya Djaga Depari (bagian 2)

8. Mari Kena Mari turang geget ate mari kena Sikel kal aku o turang kita ngerana Aloi, aloi kal aku Kena kal nge pinta-pintangku Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena Tebing kal kapen o turang ingandu ena Nipe karina i jena ringan i jena Tadingken kal ingandu ena Mari ras kal kita jenda Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena Tertima-tima kal kami kerina gundari Kalimbubu, anak beru ras seninanta merari Mulih kal gelah kena keleng ate Ras kal kita jenda morah ate Ula lebe meja dage Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena (sumber : Henry Guntur Tarigan, Piso Surit tahun 1990 halaman : 132) Mari Kena (Marilah mari) Mari adinda sayang marilah mari Ingin daku kita berbicara Dengar, dengarkanlah daku Dikaulah yang sangat kurindukan Mari, marilah sayang Mari, marilah sayang Sangat terjal jalan ke rumahmu sayang Ada banyak ular pula di situ Tinggalkanlah rumahmu itu Mari kita bersama di si

Musik Karo - Gendang Tiga Sendalanen (bagian 5)

7.2 Gendang telu sendalanen Secara harfiah Gendang telu sendalanen memiliki pengertian tiga alat musik yang sejalan atau dimainkan secara bersama-sama (sama seperti pengertian Gendang Lima Sendalanen). Ketiga alat musik tersebut adalah (1)  Kulcapi/balobat , (2)  ketengketeng,  dan (3)  mangkok.  Dalam ensambel  ini ada dua istrumen yang bisa digunakan sebagai pembawa melodi yaitu   Kulcapi  atau  balobat.   Pemakaian  Kulcapi atau balobat  sebagai pembawa melodi dilakukan secara terpisah dalam upacara yang berbeda.  Sedangkan  Keteng-keteng dan  mangkok merupakan alat musik pengiring yang menghasilkan pola-pola ritem yang bersifat konstan dan repetitif. Jika  Kulcapi digunakan sebagai pembawa melodi, dan  keteng-keteng  serta mangkok sebagai alat musik pengiringnya, maka istilah  Gendang telu sendalanen sering disebut   Gendang Lima Sendalanen Plus Kulcapi ,  dan jika balobat sebagai pembawa melodi, maka istilahnya  tersebut  menjadi  gendang balobat.  Masing-masing alat mu