Risalah rapat umum / Dewan Perhimpunan Seni dan
Ilmu Pengetahuan Batavia, Edisi 36, 1 Januari 1898
No 6. Tongkat Tonggal Penalon adalah milik dari seorang goeroe, yang dibuat oleh seorang goeroe sendiri dari Kajoe tënggolan.
Sibajak Sipoet yang dimaksud di tulisan itu adalah Sibayak Lau Cih (Sungai Siput) yang berkedudukan di Lau Cih. Lau Cih berada sekitar 12 Km dari pusat Kota Medan (Kantor Pos) ke arah Berastagi. Belum sampai Pancurbatu. Di masa kolonial, banyak rumah adat Karo di Lau Cih yang dibakar oleh laskar pada masa Agresi Militer Belanda II (1949).
Lampiran IV
URAIAN DARI BEBERAPA OBJEK DI KARAUW (KARO)
OLEH DATOEQ SERI INDRA LELA SETIJA RADJA. Wazir SAPOELOEH
Doewa Kotta (Hadji Mohammad Nur DARI Hamparan Perak).
Informasi yang disediakan oleh
Sibajak dari Sungei Sipoet (Bekalla) serta Semaloen Semina dari Taboeran.
Sambungan dari bahagian 1
No 5. Letêb = sumpit atau sumpitan, dibuat orang terdiri dari dua bagian : pengendali dari leteb boeloeh, dan potongan boeloeh di
dalamnya. Melekat pada bagian dalam dengan memakai balauw (getah Kajoe). Anak panah : nangkat ( bahasa
Karo) terbuat dari bambu atau kayu. Memiliki duri kecil. Nantinya
diletakkan pada ujung dalam bambu.
Dengan panah itu mampu membunuh burung dan monyet pada jarak 50 depa.
Sebuah lëtëb biayanya $ 2.-
Burung : manoek-manoek
(bahasa Karo)
ilustrasi : Upacara di kediaman
Sibayak Pa Mbelgah di Kabandjahe
Ceremonie bij het wooncomplex van sibayak Pa Mbelgah in
Kabandjahe
Photo oleh : T.
(Tassilo) Adam
Date : 1914-1919
Sumber : Tropenmuseum
|
No 6. Tongkat Tonggal Penalon adalah milik dari seorang goeroe, yang dibuat oleh seorang goeroe sendiri dari Kajoe tënggolan.
Jenis ini kayu sangat terpilih, kisahnya pada zaman dahulu Goeroe Pakpak (Pitu
Pertandang), lelah berburu rusa dan tertidur bersandar pada
pohon tënggolan bersama senjata
berburunya dan kemudian melekat dan berubah menjadi kayu
. Nama goeroe itu Si Raja Koetei Koetan.
Hewan-hewan, tongkat
itu, Gadjah, ular, iguana (lobar),
anjing dan babi. Bulu-bulu (Boeloe-manoek) biasanya dari bulu ekor ayam jantan
berwarna merah atau hitam, yang memiliki keberanian pertanda baik. Sorban yang
terbentuk dari "Benang Bentar." Pada bagian kepala tersembunyi di sorban "poepoek". "Poepoek" adalah ramuan, dengan kekuatan membumi yang memiliki campuran sisa abu jenazah dan lain-lain, dimana abu diambil
oleh seorang goeroe dari mayat yang dibakar dari seorang
anak yang meninggal saat lahir.
Oleh karena itu, “poepoek '' (tentu saja dengan roh anak)
dikepala bersama tongkat membuat
goroe mampu mendengar suara yang tak dapat didengar orang lain dan memberi nasihat yang
bijaksana.
Apabila ada yang sakit, seorang goeroe berdiri di lapangan rumah dengan tongkat yang tegak
.
Selama prosesi tongkat terus di tangan seorang goeroe. (Terdapat di ujung tongkat) Rambut yang hitam panjang yang berasal dari orang yang terbunuh dalam
pertempuran (rambut: pembawa jiwa terbunuh).
No 7. Ampik-ampik harimau = selembar
kulit harimau, di mana di atasnya Raja
biasanya duduk. Kerap orang lain yang mempunyainya, akan tetapi tidak akan duduk di atasnya di hadapan Radja. Pengeringan
kulit Harimau itu dilakukan di bawah sinar matahari, untuk membuatnya menjadi tegang menggunakan bingkai bambu. Harimau diperoleh dengan ditembak atau terjebak
dalam perangkap.
No 8. Kilang = tabung tuak, yang dibuat pria yang dari bambu pëtoong : boeloeh-Belin (bahasa Karo). Sisi atas dan kiri ujung terbuat dari tanduk kerbau. Tutupnya kitang adalah dari bahan kayu ingoo yang diukir. Mulut kitang : Babah kitang (bahasa Karo); pegangan tutup : Ekor kitang (bahasa Karo). Di mulut kitang ada celah kecil dibuat untuk memungkinkan tuak mengalir keluar.
Ketika hendak minum, mulut didekatkan ke mulut kitang untuk menangkap tetesan air.
No 8. Kilang = tabung tuak, yang dibuat pria yang dari bambu pëtoong : boeloeh-Belin (bahasa Karo). Sisi atas dan kiri ujung terbuat dari tanduk kerbau. Tutupnya kitang adalah dari bahan kayu ingoo yang diukir. Mulut kitang : Babah kitang (bahasa Karo); pegangan tutup : Ekor kitang (bahasa Karo). Di mulut kitang ada celah kecil dibuat untuk memungkinkan tuak mengalir keluar.
Ketika hendak minum, mulut didekatkan ke mulut kitang untuk menangkap tetesan air.
Palm Wine: paula
(bahasa Karo) =
moergat (bahasa Merlayu
Deli).
No 9. Tiga gendang = gendang. Tabung ini dari kayu nangka, diukir dan dilubangi
dengan pahat. Lapisan atas adalah dari kulit pëlandoek: koelit napoeh ( bahasa
Karo ). Pembuat dan yang memainkan gendang dilakukan oleh laki-laki. Dipanggil "Pënggowal.”
Lapisan kulit pëlandoek tersebut dipasang
di tabung dengan menggunakan dua cincin bambu dan dieratkan oleh tali dari kulit sapi. Tongkat gendang : Paloe' Gendang ( bahasa Karo ). Gëndang kecil dinamakan gendang anak. Untuk memainkan ketiga gëndang pada peristiwa kematian atau peristiwa yang
diperlukan : untuk satu pënggowal diperlukan : dua kecil dan satu untuk besar.
No 10. Oekat, alat untuk memasak beras dan sajoer, dibuat oleh pria dan diukir dari bambu.
Bersambung ke bahagian 3
Catatan:
Sibajak Sipoet yang dimaksud di tulisan itu adalah Sibayak Lau Cih (Sungai Siput) yang berkedudukan di Lau Cih. Lau Cih berada sekitar 12 Km dari pusat Kota Medan (Kantor Pos) ke arah Berastagi. Belum sampai Pancurbatu. Di masa kolonial, banyak rumah adat Karo di Lau Cih yang dibakar oleh laskar pada masa Agresi Militer Belanda II (1949).
Tulisan dalam bahasa Belanda selengkapnya di Tentang Karo dari Sibajak dariSungai Sipoet (Bekala) 1898, dan mohon maaf bila penterjemahan belum begitu baik. Bujur.
Comments