...di kehidupan Karo, pada kegiatan yang menunjukkan ekspresi sukacita, orang-orang Karo memiliki tarian. Tari bela dirinya mengejutkan, juga ada tarian dimana wanita dengan pria di depan umum dapat menari bersama-sama. Sederhana dan berkesan maknanya, jauh di atas kita kita yang menyembah Barat. Kadang disela tarian ada puisinya......
Pameran "Batak"
Pameran Seni dan Kerajinan "Batak",
mengenalkan objek dari penggunaan sehari-hari dan juga yang terkait dengan kehidupan
beragama, baru-baru ini diadakan di Medan. Dan akan dilakukan, dalam waktu yang
berdekatan di ibukota Jawa, di mana divisi Liga Lingkaran Seni Hindia Belanda
lah yang membuat tur. Bagi penduduk Deli, sekarang mereka menghabiskan waktu "liburan akhir minggu”
di dataran tinggi Karo. Saat ini mereka tidak menawarkan banyak hal yang baru;
umumnya dikenal sebagai gaun Karo dengan
kainnya berwarna indigo-biru gelap, juga
mereka membuat dinding di rumah-rumah bercat terang memberi efek yang bagus, juga ada hiasan kitang (tempat minum air nira atau juga tuak),
poestaka atau buku-buku, dan Tagan Bilang Bilang, yaitu potongan bambu pendek,
di mana orang Karo menulis puisi atau lagu dengan cara mengukir padanya dan orang kota dapat melihat mereka makan bersama.
Bagi mereka yang ingin datang, transportasi mobil telah
dibuka, banyak pengembangan menggembirakan. Jalan telah ada, bahkan saat ini ada
1.000 lembu dengan gerobaknya terdata menuju ke Danau Toba, dimana jaraknya 130 Km dari Medan. Klakson-klakson mobil telah terdengar diperjalanan untuk membuat iringan itu menepi memberi jalan..
Akan terlihat para istri sedang
bekerja di ladang, di perkampungan ada yang pintar menciptakan alunan musik, ada bermain dadu, ada yang bermain Catur. Dan "Batak" Institut telah memberikan mereka keterampilan pertukangan dan didirikan sekolah kerajinan dengan asramanya di Kabandjahe.
Ada pemusik Karo yang piawai dan
ada seoarang penulis yang memberikannya julukan Beethoven, pemusik terkenal dari Eropa.
Dia memainkan alat musik dengan dua senar (dari akar serat pohon palem). Alat musik yang bernama "koeltjapi"
(mandolin jenis kecil) mampu mengejutkan
pemusik berpendidikan Eropa dan benar-benar menyenangkan. Dalam nada-nada
musiknya ia mengisahkan burung yang
terbang meninggalkan sarang dan berkeliaran namun ketika burung
itu kembali, rumahnya telah terbakar, hancur, dan terpisah dari
pasangannya. (Yang dimaksud pemusik tersebut adalah Pa datas, bisa dibaca pada tulisan : Pa Datas, Beethoven dari Karo (1920) - bagian 1 dan Pa Datas, Beethoven dari Karo (1920) - bagian 2)
Di kehidupan Karo, pada kegiatan
yang menunjukkan ekspresi sukacita, orang-orang Karo memiliki tarian. Tari bela dirinya mengejutkan, juga ada tarian
dimana wanita dengan pria di depan umum
dapat menari bersama-sama. Sederhana dan berkesan maknanya, jauh di atas kita
yang menyembah Barat. Kadang disela tarian ada puisinya, dengan ini saya
memberikan beberapa contoh:
Bintang perbintang-bintang,
Merkat Sukat sinuan
Mata pertintang-tintang.
Mberat babah erkuan
Mata pertintang-tintang.
Mberat babah erkuan
Kutabah Poula serembak,
Mbulak Kalang-kalangen,
Metabu kata pedempak,
Tundal sipandang-pandangen
Mbulak Kalang-kalangen,
Metabu kata pedempak,
Tundal sipandang-pandangen
Suan Bunga pindjaule,
Dalin ku djuma berneh
Rekoean kita taule,
Taroendu lou pe tesereh
Dalin ku djuma berneh
Rekoean kita taule,
Taroendu lou pe tesereh
Kei Randangan Paku,
Paku erduri-duri
Kei tandangendu aku
Aku pertalu judi
Ku rumah Layo Baleng,
Pentjalengen Berastagi,
Djumpa la lit malem,
Olihken beringin pagi,
Pentjalengen Berastagi,
Djumpa la lit malem,
Olihken beringin pagi,
Tagan si gendek gendek,
Djibal di kadangoeloe,
Padan ni tepet tepet,
Nekoeken pe penghoeloe
Dalam seni bangunan, Karo
juga adalah ahlinya (masternya), lihat di latar belakang
gambar kedua setelah sebelumnya di gambar pertama terlihat miniatur rumah orang Karo. Atap rumah mereka tinggi, dinding miring dan meninggi dan harus diingat, bahwa
mereka tak menggunakan paku, baut atau mur. Semua kayu dan ijoek seperti bersama-sama
melekat. Sebuah konstruksi yang luar biasa.
Dindingnya diberi dekoratif warna putih, merah dan hitam, begitu juga ukirannya, menghiasi dengan desain sederhana
namun elegan. Semoga pameran mendatang lebih baik.
Medan. R.
Catatan dari admin Karo Siadi :
Kata "Batak" diberi tanda kutip menandakan Batak di sini adalah pelabelan yang disematkan. Karo bukan Batak, namun di masa kolonial mereka memasukkan Karo ke dalam kelompok Batak. Dan kesalahan itu harus diluruskan. Bujur.
Kata "Batak" diberi tanda kutip menandakan Batak di sini adalah pelabelan yang disematkan. Karo bukan Batak, namun di masa kolonial mereka memasukkan Karo ke dalam kelompok Batak. Dan kesalahan itu harus diluruskan. Bujur.
Comments