Skip to main content

3.000 Orang Eropah Hadir Saat Peresmian Bandara Berastagi.


 Brastagi. Eropa di daerah tropis.! Dengan latar belakang Sibajak.

Bandara Berastagi diresmikan pada hari Minggu tanggal 16 September 1934. Pada  artikel sebelumnya telah digambarkan bagaimana kemeriahannya. Ada 20 pesawat terbang yang ikut serta dalam pembukaan bandara ini. Dan ada 3.000 orang Eropah hadir saat itu. Dan ikut pula hadir masyarakat Karo dan masyarakat Sumatera Pantai Timur lainnya.

Koran De Sumatra Post pada tanggal 17-09-1934 menuliskan : 


Bandara Brastagi.

 2400 Tiket Terjual

Kita  menemukan informasi total 2.400 tiket masuk dijual untuk pembukaan bandara di Berastagi, sehingga total sekitar 3.000 orang Eropa telah hadir di pembukaan.

Dan Hotel Frisia (Berastagi)  ikut juga berpartisipasi pada acara ini.  Dua prasmanan tersedia di Bandara Berastagi  bagi pengunjung  yang haus dan lapar sambil menyaksikan pertunjukan udara. Tidak diragukan lagi banyak  pengunjung yang menyukai sajian ini.

Beberapa hari sebelumnya Koran De Telegraaf bertanggal  10-09-1934 menuliskan, layanan KNILM dengan dengan koneksi reguler Brastagi-Medan direncanakan akan tersedia  setiap minggu, terutama untuk akhir pekan. Tarif ditetapkan sementara adalah  f 12.50 sekali jalan dan  Æ’21.25 bila membeli tiket pulang pergi.


Minat untuk berwisata ke Taneh Karo kian bertambah dengan adanya akses penerbangan udara ini, Apalagi ditambah dengan wisata mengelilinginya dari udara.

De Sumatra Post pada tanggal  31-01-1936 menuliskan :



Penerbangan Tamasya ke Berastagi.

Di atas kawah Sibayak dan Danau Toba

Minggu  lalu delapan puluh orang tercatat  mendaftar  ke K. N. I. L. M untuk melakukan penerbangan tamasya berkeliling di atas  dataran tinggi.  Perjalanannya tak hanya ke Berastagi tapi lebih  lagi hingga dapat menyaksikan   kawah Gunung  Sibayak atau Danau Toba. Pesawat  Fokker akan membawa mereka ke bidang yang lebih tinggi. Mengingat keberhasilan penerbangan sebelumnya , dataran tinggi layak dilihat, walau kesempatan untuk penerbangan wisata ini terbatas.

Dalam perjalanannya, yaitu 4 tahun setelah diresmikan, untuk pengembangan Bandara Berastagi,  Koran De Sumatra Post pada tanggal  07-12-1938 menuliskan Komisi Kebudayaan di Dewan  sudah menyetujui agar pemerintah memberi subsidi sebesar f400 dari permintaan f750. Saat itu Dewan Daerah komisi Kebudayaan menyusun  Anggaran tahun  1939. Pada pertemuan tersebut hadir : Dr. H. Kolkman, Asisten Residen, L. Sark, Jhr. C. L. A. van der Wyck, Ir. JAA Hoefnagels, GG Kooy, Ass. Residen Deli dan Serdang, ZH Sultan Deli, Ass. Resident Langkat, ZH Sultan Langkat, Ass  Residen Simeloengoen dan Karolanden, Khoe, Hjin Tek,  Anggota Dewan  AM de Boer, Ir. A.J. Dikken, A. F. W. Delsman, R. M. G. B. R. Wagner, C. G. J. Bos, Z. H. Sultan Asahan, Ass. Resident Asahan,  Controler Serdang Z. H. Sultan Serdang,  M. H. J. Bool, Ir. P. M. Fisher, J. France, Ir. R. Ypres.


Bersama pembangunan Bandara Berastagi ini, pembangunan jalan di Goendaling juga dilakukan. Direncanakan pembangunan  jalan masuk dan keluar yang berbeda dikarenakan jalan yang ada berada di antara tebing dan jurang. Tapi itu tak mengurangi keindahan dari kota Berastagi ini.

Comments

Popular posts from this blog

Nasehat-Nasehat dan Ungkapan-Ungkapan

Nasehat-Nasehat Orang tua Karo, termasuk orang tua yang suka memberikan nasehat-nasehat kepada anggota keluarganya. Dalam nasehat yang diberikan selalu ditekankan, agar menyayangi orang tua, kakak/abang atau adik, harus berlaku adil. Menghormati kalimbubu, anakberu, senina sembuyak, serta tetap menjaga keutuhan keluarga.   Beberapa nasehat-nasehat orang-orang tua Karo lama, yang diungkapkan melalui ungkapan-ungkapan antara lain: Ula belasken kata la tuhu, kata tengteng banci turiken . Artinya jangan ucapkan kata benar, tetapi lebih baik mengucapkan kata yang tepat/pas. Ula kekurangen kalak enca sipandangi, kekurangenta lebe pepayo , artinya jangan selalu melihat kekurangan orang lain, tetapi lebih baik melihat kekurangan  kita (diri) sendiri atau  Madin me kita nggeluh, bagi surat ukat, rendi enta, gelah ula rubat ,  artinya lebih baik kita hidup seperti prinsip  surat ukat (surat sendok), saling memberi dan memintalah agar jangan sampai berkelahi. Beliden untungna si apul-apulen

Kumpulan Teks dan Terjemahan Lagu-lagu Karya Djaga Depari (bagian 2)

8. Mari Kena Mari turang geget ate mari kena Sikel kal aku o turang kita ngerana Aloi, aloi kal aku Kena kal nge pinta-pintangku Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena Tebing kal kapen o turang ingandu ena Nipe karina i jena ringan i jena Tadingken kal ingandu ena Mari ras kal kita jenda Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena Tertima-tima kal kami kerina gundari Kalimbubu, anak beru ras seninanta merari Mulih kal gelah kena keleng ate Ras kal kita jenda morah ate Ula lebe meja dage Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena (sumber : Henry Guntur Tarigan, Piso Surit tahun 1990 halaman : 132) Mari Kena (Marilah mari) Mari adinda sayang marilah mari Ingin daku kita berbicara Dengar, dengarkanlah daku Dikaulah yang sangat kurindukan Mari, marilah sayang Mari, marilah sayang Sangat terjal jalan ke rumahmu sayang Ada banyak ular pula di situ Tinggalkanlah rumahmu itu Mari kita bersama di si

Musik Karo - Gendang Tiga Sendalanen (bagian 5)

7.2 Gendang telu sendalanen Secara harfiah Gendang telu sendalanen memiliki pengertian tiga alat musik yang sejalan atau dimainkan secara bersama-sama (sama seperti pengertian Gendang Lima Sendalanen). Ketiga alat musik tersebut adalah (1)  Kulcapi/balobat , (2)  ketengketeng,  dan (3)  mangkok.  Dalam ensambel  ini ada dua istrumen yang bisa digunakan sebagai pembawa melodi yaitu   Kulcapi  atau  balobat.   Pemakaian  Kulcapi atau balobat  sebagai pembawa melodi dilakukan secara terpisah dalam upacara yang berbeda.  Sedangkan  Keteng-keteng dan  mangkok merupakan alat musik pengiring yang menghasilkan pola-pola ritem yang bersifat konstan dan repetitif. Jika  Kulcapi digunakan sebagai pembawa melodi, dan  keteng-keteng  serta mangkok sebagai alat musik pengiringnya, maka istilah  Gendang telu sendalanen sering disebut   Gendang Lima Sendalanen Plus Kulcapi ,  dan jika balobat sebagai pembawa melodi, maka istilahnya  tersebut  menjadi  gendang balobat.  Masing-masing alat mu