Skip to main content

Batu Umang di Sembahe

Pussis Temukan Batu Kemang di Sembahe
Medan, Kompas - Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Medan menemukan batu kemang atau batu umang di Sembahe, Deli Serdang. Batu Kemang merupakan peninggalan tradisi masyarakat Karo yang mulai tidak dikenal di kalangan masyarakat Sumatera Utara ataupun masyarakat Karo sendiri.

Batu kemang digunakan untuk menyimpan mayat. ”Menurut kepercayaan tradisional pada masyarakat Karo, kemang atau umang adalah semacam roh orang yang meninggal. Demikian pula pada orang Simalungun yang menyebutnya sebagai homin atau homing,” kata staf Pussis Unimed Erond Damanik, Selasa (23/11), melalui surat elektronik.

Erond terlibat dalam kegiatan itu bersama dengan Edmund Edward McKinnon, peneliti dan arkeolog berkebangsaan Inggris, Sabtu pekan lalu.

Batu kemang di Sembahe itu berada pada batu besar yang di dalamnya terdapat lubang hasil pahatan. Di bagian depan terdapat semacam pintu berukuran 60 x 60 sentimeter sebagai jalan untuk memasukkan kerangka dan mayat. Di dalamnya terdapat parit, tempat menyimpan mayat atau kerangka.

Ornamen-ornamen di dalamnya menyerupai rumah. ”Kepercayaan dan tradisi seperti ini sangat jelas merupakan pengaruh kepercayaan Hindu,” ujar McKinnon.

McKinnon menjelaskan, tradisi Hindu itu terbawa dan masuk ke Masyarakat Karo sewaktu penetrasi Hindu sejak abad ke-9. Ia menambahkan, batu-batu sejenis seperti batu kemang sangat banyak ditemukan di Tamilado, India Selatan. Tradisi yang mirip seperti ini juga ditemukan pada masyarakat Toraja yang menguburkan mayat di goa-goa di perbukitan.

Selain di Sembahe, lanjutnya, beberapa batu kemang dia jumpai di desa Perbesi, Kabanjahe. Beberapa batu kemang sejenis dipastikan masih ada di tempat lain, hanya saja belum teridentifikasi dengan baik. batu kemang sejenis juga ditemukan pada masyarakat Simalungun, yakni di Silau Kahean.

Batu kemang di Sembahe ditemukan pertama sekali oleh JH Neumann pada 1892, saat ia mengunjungi daerah Karo. (MHF). 

Sumber : Kompas.com

Comments

Popular posts from this blog

Nasehat-Nasehat dan Ungkapan-Ungkapan

Nasehat-Nasehat Orang tua Karo, termasuk orang tua yang suka memberikan nasehat-nasehat kepada anggota keluarganya. Dalam nasehat yang diberikan selalu ditekankan, agar menyayangi orang tua, kakak/abang atau adik, harus berlaku adil. Menghormati kalimbubu, anakberu, senina sembuyak, serta tetap menjaga keutuhan keluarga.   Beberapa nasehat-nasehat orang-orang tua Karo lama, yang diungkapkan melalui ungkapan-ungkapan antara lain: Ula belasken kata la tuhu, kata tengteng banci turiken . Artinya jangan ucapkan kata benar, tetapi lebih baik mengucapkan kata yang tepat/pas. Ula kekurangen kalak enca sipandangi, kekurangenta lebe pepayo , artinya jangan selalu melihat kekurangan orang lain, tetapi lebih baik melihat kekurangan  kita (diri) sendiri atau  Madin me kita nggeluh, bagi surat ukat, rendi enta, gelah ula rubat ,  artinya lebih baik kita hidup seperti prinsip  surat ukat (surat sendok), saling memberi dan memintalah agar jangan sampai berkelahi. Beliden untungna si apul-apulen

Kumpulan Teks dan Terjemahan Lagu-lagu Karya Djaga Depari (bagian 2)

8. Mari Kena Mari turang geget ate mari kena Sikel kal aku o turang kita ngerana Aloi, aloi kal aku Kena kal nge pinta-pintangku Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena Tebing kal kapen o turang ingandu ena Nipe karina i jena ringan i jena Tadingken kal ingandu ena Mari ras kal kita jenda Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena Tertima-tima kal kami kerina gundari Kalimbubu, anak beru ras seninanta merari Mulih kal gelah kena keleng ate Ras kal kita jenda morah ate Ula lebe meja dage Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena (sumber : Henry Guntur Tarigan, Piso Surit tahun 1990 halaman : 132) Mari Kena (Marilah mari) Mari adinda sayang marilah mari Ingin daku kita berbicara Dengar, dengarkanlah daku Dikaulah yang sangat kurindukan Mari, marilah sayang Mari, marilah sayang Sangat terjal jalan ke rumahmu sayang Ada banyak ular pula di situ Tinggalkanlah rumahmu itu Mari kita bersama di si

Musik Karo - Gendang Tiga Sendalanen (bagian 5)

7.2 Gendang telu sendalanen Secara harfiah Gendang telu sendalanen memiliki pengertian tiga alat musik yang sejalan atau dimainkan secara bersama-sama (sama seperti pengertian Gendang Lima Sendalanen). Ketiga alat musik tersebut adalah (1)  Kulcapi/balobat , (2)  ketengketeng,  dan (3)  mangkok.  Dalam ensambel  ini ada dua istrumen yang bisa digunakan sebagai pembawa melodi yaitu   Kulcapi  atau  balobat.   Pemakaian  Kulcapi atau balobat  sebagai pembawa melodi dilakukan secara terpisah dalam upacara yang berbeda.  Sedangkan  Keteng-keteng dan  mangkok merupakan alat musik pengiring yang menghasilkan pola-pola ritem yang bersifat konstan dan repetitif. Jika  Kulcapi digunakan sebagai pembawa melodi, dan  keteng-keteng  serta mangkok sebagai alat musik pengiringnya, maka istilah  Gendang telu sendalanen sering disebut   Gendang Lima Sendalanen Plus Kulcapi ,  dan jika balobat sebagai pembawa melodi, maka istilahnya  tersebut  menjadi  gendang balobat.  Masing-masing alat mu