Skip to main content

Karo dalam Buku "Pocket Guide to Netherlands East Indies"


Pocket Guide to Netherlands East Indies adalah buku panduan bagi tentara Amerika yang datang ke Indonesia. Dalam tulisan sebanyak 78 halaman ini, khusus untuk Sumatera Timur dimuat 2 buah lukisan Karo.


A Pocket Guide to
Netherlands
East Indies

For use of Militlary Personnel only. Not to be republished, in whole or in part, without the consent of the War Department.
WAR AND NAVY DEPARTMENTS
WASHINGTON, D.C.


Prepared by
SPECIAL SERVICE DIVISION, ARMY SERVICE FORCES
UNITED STATES ARMY




Pada halaman 6 ada dituliskan :

If you except some tribes in Sumatra and in the eastern part of the island the chief Indonesian characteristic is to live in peace and harmony with his fellows, his god, his surroundings, and himself. He doesn't want to push other people around, conquer more land or offend the beliefs of others. Intolerance, oppression or an overbearing attitude he dislikes strongly, and is very likely to get tough about it. This world needs, and will always need, more people like that.


Pada halaman 14 ada dituliskan :

The Sumatrans. In Sumatra, perhaps the best known people are the Achinese, or Atjehs, who live at the northwest tip of the island. From earliest days they fought the Dutch. Finally, after a 35-year war, which ended in 1908, they were subdued, but even since then Dutch troops had to be stationed in their territory. The Achinese are perhaps the strictest Moslems in the Indies. If you get into their territory, be careful about respecting their customs and beliefs.


Somewhat to the east of them are the Bataks. They are isolated folk who still hold to their ancestral religion, though some of them have been converted to Islam (as the Moslems call their religion), and others to Christianity. The Christians are mainly in the region of beautiful Lake Toba, but the missionaries have been largely German, which means that the Bataks have had considerable Nazi propaganda dished out to them. The non-Christian Bataks are still suspicious of strangers, and until recently, war was one of their main pursuits.

Around the Padang region of West Sumatra are the Minangkabaus. Though they too are Moslems, they still practice some of their older social and religious customs. They trace their descent from their mother's side instead of from the father's side as we do. Women own the main property; children are reared in their mother's family.


Tulisan selengkapnya dapat dilihat pada tautan berikut ini :

CONTENTS



Comments

Popular posts from this blog

Nasehat-Nasehat dan Ungkapan-Ungkapan

Nasehat-Nasehat Orang tua Karo, termasuk orang tua yang suka memberikan nasehat-nasehat kepada anggota keluarganya. Dalam nasehat yang diberikan selalu ditekankan, agar menyayangi orang tua, kakak/abang atau adik, harus berlaku adil. Menghormati kalimbubu, anakberu, senina sembuyak, serta tetap menjaga keutuhan keluarga.   Beberapa nasehat-nasehat orang-orang tua Karo lama, yang diungkapkan melalui ungkapan-ungkapan antara lain: Ula belasken kata la tuhu, kata tengteng banci turiken . Artinya jangan ucapkan kata benar, tetapi lebih baik mengucapkan kata yang tepat/pas. Ula kekurangen kalak enca sipandangi, kekurangenta lebe pepayo , artinya jangan selalu melihat kekurangan orang lain, tetapi lebih baik melihat kekurangan  kita (diri) sendiri atau  Madin me kita nggeluh, bagi surat ukat, rendi enta, gelah ula rubat ,  artinya lebih baik kita hidup seperti prinsip  surat ukat (surat sendok), saling memberi dan memintalah agar jangan sampai berkelahi. Beliden untungna si apul-apulen

Kumpulan Teks dan Terjemahan Lagu-lagu Karya Djaga Depari (bagian 2)

8. Mari Kena Mari turang geget ate mari kena Sikel kal aku o turang kita ngerana Aloi, aloi kal aku Kena kal nge pinta-pintangku Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena Tebing kal kapen o turang ingandu ena Nipe karina i jena ringan i jena Tadingken kal ingandu ena Mari ras kal kita jenda Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena Tertima-tima kal kami kerina gundari Kalimbubu, anak beru ras seninanta merari Mulih kal gelah kena keleng ate Ras kal kita jenda morah ate Ula lebe meja dage Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena (sumber : Henry Guntur Tarigan, Piso Surit tahun 1990 halaman : 132) Mari Kena (Marilah mari) Mari adinda sayang marilah mari Ingin daku kita berbicara Dengar, dengarkanlah daku Dikaulah yang sangat kurindukan Mari, marilah sayang Mari, marilah sayang Sangat terjal jalan ke rumahmu sayang Ada banyak ular pula di situ Tinggalkanlah rumahmu itu Mari kita bersama di si

Musik Karo - Gendang Tiga Sendalanen (bagian 5)

7.2 Gendang telu sendalanen Secara harfiah Gendang telu sendalanen memiliki pengertian tiga alat musik yang sejalan atau dimainkan secara bersama-sama (sama seperti pengertian Gendang Lima Sendalanen). Ketiga alat musik tersebut adalah (1)  Kulcapi/balobat , (2)  ketengketeng,  dan (3)  mangkok.  Dalam ensambel  ini ada dua istrumen yang bisa digunakan sebagai pembawa melodi yaitu   Kulcapi  atau  balobat.   Pemakaian  Kulcapi atau balobat  sebagai pembawa melodi dilakukan secara terpisah dalam upacara yang berbeda.  Sedangkan  Keteng-keteng dan  mangkok merupakan alat musik pengiring yang menghasilkan pola-pola ritem yang bersifat konstan dan repetitif. Jika  Kulcapi digunakan sebagai pembawa melodi, dan  keteng-keteng  serta mangkok sebagai alat musik pengiringnya, maka istilah  Gendang telu sendalanen sering disebut   Gendang Lima Sendalanen Plus Kulcapi ,  dan jika balobat sebagai pembawa melodi, maka istilahnya  tersebut  menjadi  gendang balobat.  Masing-masing alat mu