Skip to main content

"Turang” bukan dari Tapanuli

Kompas, Jumat, 2 Juni 1989

“Turang” bukan dari Tapanuli

Dalam acara Berpacu Dalam Melodi tayangan TVRI tanggal 27 Mei 1989, ada kesalahan yang dibuat oleh pembina acara ini.

Kesalahan tersebut menyangkut asal daerah lagu Turang yang oleh salah satu peserta dinyatakan berasal dari daerah Tapanuli dan Bung Koes Hendratmo yang bertindak sebagai pembawa acara membenarkannya.

Lagu tersebut bukan berasal dari daerah Tapanuli tapi dari daerah Tanah Karo.

Untuk pembina acara ini saya sarankan untuk dapat lebih mengenal keragaman dari suku-suku yang mendiami bumi Indonesia tercinta ini, sehingga kesalahan seperti itu tidak terjadi lagi di masa yang akan datang.

Tiarta Sebayang, SE
Dept. Keuangan
Jakarta


#surat senada juga dikirim oleh Suang Karo-Karo yang beralamat di Jl. Ampera Raya, Cilandak III, Jakarta Selatan.

Tulisan ini juga dapat dibaca dalam buku “Mengenal Orang Karo” yang disusun oleh Roberto Bangun. Buku “Mengenal Orang Karo” adalah cetakan pertama (1989). Dan dicetak ulang tahun 2006 dengan merevisi judul menjadi “Mengenal Suku Karo.”


Catatan tambahan : 

Apa itu lagu berjudul "Turang"?
Lagu Turang ciptaan Husin Ngalimun menjadi pengisi musik dalam filem "Turang” di tahun 1957. Saat itu lagu ini dinyanyikan oleh Tuti Daulai. Film “Turang” ini mengisahkan perjuangan orang-orang dari suku Karo pada waktu Revolusi Agustus '45 di Sumatra Timur, pemutaran pertamanya dilangsungkan di Istana Merdeka dan disaksikan oleh Presiden Sukarno. Sayang sekali filem ini hilang bersama jatuhnya Soekarno.

Di tahun 1970 lagu "Turang" dinyanyikan oleh Rita Zahara bersama Orkes Kroncong Tetap Segar. Diaransemen ulang oleh R. Pirngadie. Direkam di Evergreen Monaural Records

Lagu Turang ini ini terdapat dalam album "Songs from Tapanuli in the Krontjong Beat." Ini adalah kesalahan besar, sebenarnya lagu ini bukan berasal dari daerah Tapanuli tetapi berasal dari Tanah Karo yang berada di propinsi yang sama yaitu Sumatera Utara. Lagu Erkata Bedil juga dimasukkan ke dalam album ini, ini juga kesalahan besar. Karena lagu ini adalah lagu perjuangan dari rakyat Tanah Karo dan pencipta lagu ini adalah komponis Djaga Depari yang berasal dari Tanah Karo.



Tentang filem Turang dapat dibaca di link berikut :
Lenyapnya Film Turang (1957) dan Piso Surit (1960) bagian 1

Comments

Popular posts from this blog

Nasehat-Nasehat dan Ungkapan-Ungkapan

Nasehat-Nasehat Orang tua Karo, termasuk orang tua yang suka memberikan nasehat-nasehat kepada anggota keluarganya. Dalam nasehat yang diberikan selalu ditekankan, agar menyayangi orang tua, kakak/abang atau adik, harus berlaku adil. Menghormati kalimbubu, anakberu, senina sembuyak, serta tetap menjaga keutuhan keluarga.   Beberapa nasehat-nasehat orang-orang tua Karo lama, yang diungkapkan melalui ungkapan-ungkapan antara lain: Ula belasken kata la tuhu, kata tengteng banci turiken . Artinya jangan ucapkan kata benar, tetapi lebih baik mengucapkan kata yang tepat/pas. Ula kekurangen kalak enca sipandangi, kekurangenta lebe pepayo , artinya jangan selalu melihat kekurangan orang lain, tetapi lebih baik melihat kekurangan  kita (diri) sendiri atau  Madin me kita nggeluh, bagi surat ukat, rendi enta, gelah ula rubat ,  artinya lebih baik kita hidup seperti prinsip  surat ukat (surat sendok), saling memberi dan memintalah agar jangan sampai berkelahi. Beliden untungna si apul-apulen

Kumpulan Teks dan Terjemahan Lagu-lagu Karya Djaga Depari (bagian 2)

8. Mari Kena Mari turang geget ate mari kena Sikel kal aku o turang kita ngerana Aloi, aloi kal aku Kena kal nge pinta-pintangku Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena Tebing kal kapen o turang ingandu ena Nipe karina i jena ringan i jena Tadingken kal ingandu ena Mari ras kal kita jenda Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena Tertima-tima kal kami kerina gundari Kalimbubu, anak beru ras seninanta merari Mulih kal gelah kena keleng ate Ras kal kita jenda morah ate Ula lebe meja dage Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena (sumber : Henry Guntur Tarigan, Piso Surit tahun 1990 halaman : 132) Mari Kena (Marilah mari) Mari adinda sayang marilah mari Ingin daku kita berbicara Dengar, dengarkanlah daku Dikaulah yang sangat kurindukan Mari, marilah sayang Mari, marilah sayang Sangat terjal jalan ke rumahmu sayang Ada banyak ular pula di situ Tinggalkanlah rumahmu itu Mari kita bersama di si

Musik Karo - Gendang Tiga Sendalanen (bagian 5)

7.2 Gendang telu sendalanen Secara harfiah Gendang telu sendalanen memiliki pengertian tiga alat musik yang sejalan atau dimainkan secara bersama-sama (sama seperti pengertian Gendang Lima Sendalanen). Ketiga alat musik tersebut adalah (1)  Kulcapi/balobat , (2)  ketengketeng,  dan (3)  mangkok.  Dalam ensambel  ini ada dua istrumen yang bisa digunakan sebagai pembawa melodi yaitu   Kulcapi  atau  balobat.   Pemakaian  Kulcapi atau balobat  sebagai pembawa melodi dilakukan secara terpisah dalam upacara yang berbeda.  Sedangkan  Keteng-keteng dan  mangkok merupakan alat musik pengiring yang menghasilkan pola-pola ritem yang bersifat konstan dan repetitif. Jika  Kulcapi digunakan sebagai pembawa melodi, dan  keteng-keteng  serta mangkok sebagai alat musik pengiringnya, maka istilah  Gendang telu sendalanen sering disebut   Gendang Lima Sendalanen Plus Kulcapi ,  dan jika balobat sebagai pembawa melodi, maka istilahnya  tersebut  menjadi  gendang balobat.  Masing-masing alat mu