Skip to main content

Nama Warisan Marga

Secara umum nama warisan dalam masyarakat Karo dapat di bagi atas empat kategori. Keempat kategori ini, dibedakan atas jenis kelamin. Kategori pertama disebut umum. Nama warisan ini dapat dipergunakan sebagai sapaan kepada semua individu Karo, tanpa memandang siapa dia dan dibedakan hanya berdasarkan jenis kelamin. Seperti Tongat sapaan untuk anak laki-laki dan Ame sapaan untuk anak wanita. Penggunaannya dibedakan hanya berdasarkan derajat usia. Artinya orang yang usianya lebih tua dapat mempergunakan nama ini kepada orang yang usianya lebih muda darinya.

Kategori kedua disebut umum khusus. Nama warisan ini dikenal dengan istilah Merga (Klen). Klen dalam masyarakat Karo dapat dibagi atas 5 klen, dan kelima klen ini dibagi lagi atas sub-sub klen.

Secara garis besar kelima klen ini adalah Peranginangin, terdiri dari 21 sub klen.  Ginting, terdiri dari 15 sub klen.  Tarigan, terdiri dari 12 sub klen. Karo-Karo, terdiri dari 18 sub klen, dan  Sembiring, terdiri dari 19 sub klen.

Penggunaan klen ini dalam masyarakat Karo hanya tinggal menambah kata Beru di belakang nama, dan ini sudah menunjukkan jenis kelamin si pemakainya yaitu Wanita, misalnya Beru Sembiring, Beru Tarigan dan sebagainya. Sedangkan untuk menunjukkan jenis kelamin Pria, cukup disebut saja klen (klennya). Semua orang, terutama yang belum mengenal derajat sapaannya (tutur) dapat mempergunakannya dengan menyebut klen (merga untuk pria dan  beru untuk wanita).


Kategori ketiga yang disebut sub umum khusus. Nama warisan ini dikenal bersumber dari Sub Merga. Seperti diketahui klen masyarakat Karo ada lima masingmasing dengan sub-subnya, beberapa sub-sub klen ini masing-masing  mempunyai nama warisannya pula.
Kategori keempat adalah disebut klen khusus. Nama warisan ini merujuk  kepada kategori yang ketiga. Jadi bila disebut nama warisan khusus ini, dia telah menjelaskan kategori 3, 2 dan 1. Nama warisan dalam kategori khusus ini tidak semua masyarakat Karo memilikinya. Hanya klen-klen tertentu saja.

Berikut ini nama warisan dalam masyarakat Karo berdasarkan subklen.

Marga Sembiring 

1 Kembaren Untuk Pria : Rambah, Baok. Untuk Wanita :  Loko
2 Sinulaki Untuk Pria : Ropo. Untuk Wanita :  Lencang.      
3 Keloko Untuk Pria :  Ndaram.  Untuk Wanita :  Loko
4 Pandia Untuk Pria : Gobang.                                    
5 Gurukinayan  Untuk Pria : Nayan, Pagoh, Bugan. Untuk Wanita : Rogat, Mahar
6 Brahmana Untuk Pria : Kawar, Kuliki. Untuk Wanita : Tawan, Kumu
7 Meliala Untuk Pria : Jemput, Jambe, Sukat. Untuk Wanita :  Tekang, Nicar, Gadong.
8 Depari  Untuk Pria :  Gawah, Pola, Tojong,  Ratah,  Pulubalang. Untuk Wanita : Talah, Tajak, Tayam.
9 Pelawi Untuk Pria : Gedang, Turah-Turah. Untuk Wanita :  Lawi. 
10 Maha   Untuk Pria : Pasir, Jogah, Rambah, Manit. Untuk Wanita :  Daling

Marga Perangin-Angin 

1 Sukatendel  Untuk Pria : Gantang, Ngudong.  Untuk Wanita :  Gomok. 
2 Sebayang   Untuk Pria :   Rabun, Kurung, Balandua/ Ndua,   Ngupkup. Untuk Wanita : Jengok, Lencang. 
3 Pincawan Untuk Pria : Jambor.                                   
4 Sinurat Untuk Pria : Tangko Babi. Untuk Wanita :  Ngemban.      
5 Singarimbun  Untuk Pria : Kerangen. Untuk Wanita : Rimbun, Rambah
6 Kacinambun Untuk Pria :  Njorang. Untuk Wanita :  Ngemban.      
7 Bangun Untuk Pria : Teger, Ratah. Untuk Wanita :  Girik.        
8 Pinem Untuk Pria : Jaren, Batok, Mbuko, Canggah, Sagu, Mitut. Untuk Wanita :  Lompoh.       
9 Laksa Untuk Pria :  Batonggan. Untuk Wanita : Lompoh.        
10 Kutabuluh Untuk Pria : Tuluk, Gantang.  Untuk Wanita : Gomok
11 Jinabun Untuk Pria : Gantang, Morah, Tanggam, Guni. Untuk Wanita :  Picet, Sayan, Mbergang.         
12 Jambor Beringin Untuk Pria : Belingking. Untuk Wanita :  Amo

Marga Ginting 

1 Suka Untuk Pria : Suka, Mbayak, Pisang. Untuk Wanita : Unjuk
2 Babo Untuk Pria : Dokan.
3 Sugihen  Untuk Pria : Gurah, Tampak,  Ciak, Nangkul. Untuk Wanita :  Sungam, Apang, Corah, Ganjang
4 Ajartambun Untuk Pria : Lambok.  Untuk Wanita :   Kapor.        
5 Jadi Bata  Untuk Pria : Canggah. Untuk Wanita :   Nongkah.      
6 Munte Untuk Pria : Mburak, Gajut.     Untuk Wanita :  Unjok. 
7 Manik Untuk Pria : Mengat.  Untuk Wanita :  Tadi.         
8 Tumangger  Untuk Pria :  Lajor. Untuk Wanita :  Tega.         
9 Rumah Berneh Untuk Pria : Raga.  Untuk Wanita :   Nggore, Nurih

Marga Tarigan

1 Sibero  Untuk Pria :  Batu, Kawas, Tarik. Untuk Wanita :  Pagit, Dombat, Lumbong
2 Tua Untuk Pria : Batu. Untuk Wanita :   Pagit.        
3 Gersang   Untuk Pria : Bolon, Tarok, Mondan, Bosar, Gombong, Turah. Untuk Wanita : Ombar, Kolu,  

Marga Karo-Karo 

1 Sinulingga Untuk Pria : Suang, Mangkok.  Untuk Wanita :  Rebo, Corah
2 Kacaribu Untuk Pria :  Mondul, Mitut.  Untuk Wanita :  Rebo
3 Surbakti Untuk Pria :  Suang, Guntar, Gajah, Ndokum, Megoh. Untuk Wanita : Rebo, Corah
4 Purba Untuk Pria : Cekurak, Tongkal Nuhar 
5 Ketaren Untuk Pria :  Kolam.  Untuk Wanita :  Cirum
6 Kaban Untuk Pria : Cinor, Tambor, Suang. Untuk Wanita :  Topan, Kacat,  Incon, Rebo
7 Sinuraya Untuk Pria : Tabong. Untuk Wanita :  Kicong Corah, Lebeng
8 Sitepu  Untuk Pria : Ganding, Makoi, Cekurak.  Untuk Wanita :  Goda, Kertok
9 Ulunjandi Untuk Pria : Kecudan, Ngerik , Megoh.           
 
Dapat ditambahkan memang tidak semua subklen mempunyai nama warisan tersebut. Kenapa sampai demikian, agak sulit menjelaskannya. Tetapi kemungkinan besar, ada yang sudah melupakan nama warisan ini, sehingga ada individu Karo yang tidak mengingatnya lagi. Kemungkinan lain adalah ada pula kelompokkelompok klen yang sama sekali tidak berkembang populasinya sehingga ada kelompok klen yang sudah punah seperti Ginting Pase.



Sumber : DRS. PERTAMPILAN S. BRAHMANA, M.SI (library.usu.ac.id).

Comments

Popular posts from this blog

Nasehat-Nasehat dan Ungkapan-Ungkapan

Nasehat-Nasehat Orang tua Karo, termasuk orang tua yang suka memberikan nasehat-nasehat kepada anggota keluarganya. Dalam nasehat yang diberikan selalu ditekankan, agar menyayangi orang tua, kakak/abang atau adik, harus berlaku adil. Menghormati kalimbubu, anakberu, senina sembuyak, serta tetap menjaga keutuhan keluarga.   Beberapa nasehat-nasehat orang-orang tua Karo lama, yang diungkapkan melalui ungkapan-ungkapan antara lain: Ula belasken kata la tuhu, kata tengteng banci turiken . Artinya jangan ucapkan kata benar, tetapi lebih baik mengucapkan kata yang tepat/pas. Ula kekurangen kalak enca sipandangi, kekurangenta lebe pepayo , artinya jangan selalu melihat kekurangan orang lain, tetapi lebih baik melihat kekurangan  kita (diri) sendiri atau  Madin me kita nggeluh, bagi surat ukat, rendi enta, gelah ula rubat ,  artinya lebih baik kita hidup seperti prinsip  surat ukat (surat sendok), saling memberi dan memintalah agar jangan sampai berkelahi. Beliden untungna si apul-apulen

Kumpulan Teks dan Terjemahan Lagu-lagu Karya Djaga Depari (bagian 2)

8. Mari Kena Mari turang geget ate mari kena Sikel kal aku o turang kita ngerana Aloi, aloi kal aku Kena kal nge pinta-pintangku Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena Tebing kal kapen o turang ingandu ena Nipe karina i jena ringan i jena Tadingken kal ingandu ena Mari ras kal kita jenda Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena Tertima-tima kal kami kerina gundari Kalimbubu, anak beru ras seninanta merari Mulih kal gelah kena keleng ate Ras kal kita jenda morah ate Ula lebe meja dage Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena (sumber : Henry Guntur Tarigan, Piso Surit tahun 1990 halaman : 132) Mari Kena (Marilah mari) Mari adinda sayang marilah mari Ingin daku kita berbicara Dengar, dengarkanlah daku Dikaulah yang sangat kurindukan Mari, marilah sayang Mari, marilah sayang Sangat terjal jalan ke rumahmu sayang Ada banyak ular pula di situ Tinggalkanlah rumahmu itu Mari kita bersama di si

Musik Karo - Gendang Tiga Sendalanen (bagian 5)

7.2 Gendang telu sendalanen Secara harfiah Gendang telu sendalanen memiliki pengertian tiga alat musik yang sejalan atau dimainkan secara bersama-sama (sama seperti pengertian Gendang Lima Sendalanen). Ketiga alat musik tersebut adalah (1)  Kulcapi/balobat , (2)  ketengketeng,  dan (3)  mangkok.  Dalam ensambel  ini ada dua istrumen yang bisa digunakan sebagai pembawa melodi yaitu   Kulcapi  atau  balobat.   Pemakaian  Kulcapi atau balobat  sebagai pembawa melodi dilakukan secara terpisah dalam upacara yang berbeda.  Sedangkan  Keteng-keteng dan  mangkok merupakan alat musik pengiring yang menghasilkan pola-pola ritem yang bersifat konstan dan repetitif. Jika  Kulcapi digunakan sebagai pembawa melodi, dan  keteng-keteng  serta mangkok sebagai alat musik pengiringnya, maka istilah  Gendang telu sendalanen sering disebut   Gendang Lima Sendalanen Plus Kulcapi ,  dan jika balobat sebagai pembawa melodi, maka istilahnya  tersebut  menjadi  gendang balobat.  Masing-masing alat mu