Baroes Djahé, Karolanden.
Date 1914-1918
Source: Tropenmuseum
|
Dari koran De Sumatra post (17-12-1937)
Sibajak Baroes Djahe dilantik
Pesta besar bagi
masyarakat. Upacara yang menarik.
Dalam acara besar kemarin, Sibajak baru dari Baroes Djahe dilantik. Perayaan dan upacara
berlangsung dari jam 10:30 pagi sampai
sore. Jalannya peristiwa itu sebagai
berikut : pada pukul 10:30 Asisten
Residen Simeloengoen dan Karolanden tiba dengan rombongannya di Kantor Oeroeng
Si VII Koeta. Saat kedatangan Asisten Residen tembakan penghormatan dilakukan, yang
dijsambut oleh tembakan dari gedung Kerapatan
dari Baroes Djahe.
Dikawal oleh pasukan adat berjalan menuju gedung Kerapatan. Dua orang memegang pedang di tangan dan
melakukan tarian "mentjak." Dari gerbang kedatangan menuju gerbang
gedung Kerapatan, di kedua sisi jalan perempuan dalam pakaian adat berseru
"alop-pa pa-lopa, alop-palopa, wai-wa-wa," sambil memegang jerami
padi. Asisten Residen diterima di bawah tangga dari gedung Kerapatan oleh Wakil Sibajak Baroes Djahe (Sibajak Garang).
Sibajak Baroes Djahe yang baru (Sibajak Mandoer Baroes) tampil
ke depan untuk diperkenalkan kepada Asisten Residen. Sibajak Baroes Djahe bersama "kalimboeboe
dan anak beroe-senina Keradjaan” dan para tamu undangan yang sudah hadir berdiri. Para pejabat pemerintah yang
hadir berpakaian baik, menggunakan rok
dan jas.
Lalu Sibajak Baroes Djahe yang baru bersama Asisten Residen duduk, mengambil
posisi semula di bawah panggung bersama Penghulu Balai Raja Baroes Djahe. Lalu Sibajak Baroes Djahe maju dan memulai
acara :
Sibajak Mandoer Baroes
Putra tertua dari Sibajak Paradjamantas, penguasa Baroes Djahe, menurut adat penggantinya kini
telah mampu memenuhi tuntutan. Dalam rangka ini, ia mengundang untuk
menyaksikan peralihan kekuasaan ini. Permintaan tersebut harus didukung penuh
oleh wakil-wakil dari "kalimboeboe, anak beroe, senina Keradjaan".
Asisten Residen mengungkapkan hal
itu dalam bahasa Melayu bahwa Pemerintah telah menyetujui permintaan Sibajak
Baroes Djahe agar Mandoer Baroes sebagai Pimpinan Baroes Djahe. Pemerintah mengucapkan terima kasih
kepada Sibajak Baroes Djahe untuk
layanan yang diberikan olehnya selama berkuasa. Setelah itu Sibajak
Baroes Djahe yang baru naik ke atas panggung.
Sibajak Baroes Djahe yang baru
menyatakan bahwa ia menerima penunjukan sebagai penguasa dan akan mematuhi "Akta Pernyataan
Ikatan" yang ada.
Kontroler Karolanden meminta
Sibajak Baroes Djahe yang baru, membacakan "Akta Pernyataan Ikatan" dalam
bahasa Melayu dan Belanda. Lalu Sibajak Baroes
Djahe yang baru mengangkat tangan untuk bersumpah dengan sesuai adat.
Sibajak yang baru dilantik dengan
cara berikut. Anak beroe Keradjaan memberikan
Sibajak Baroes Djahe yang baru campuran beras, lada, kunyit dan air.
Lalu berkata :
Tangar ko beras, lada, koening,
laoe; adi la koeikoetken bagi kata soerat perpadanenkoe enda ras Keradjaan
Belanda mate akoe iboenoeh beras, iboenoeh lada, iboenoeh koening, iboenoeh
laoe; akoe.
Dengarlah, sumpah ini; jika
saya tidak bisa memenuhi perjanjian
dengan pemerintah Belanda, kekuatan sumpah membunuhku.
Sibajak yang baru telah bersumpah.
Lalu penguasa Baroes Djahe sebelumnya yaitu Sibajak Paradjamantas, melangkah maju
dan memberikan "Pisaoe Poesaka." Dan juga "Boekoe Poestaka" (di mana dijelaskan
asal usul merga Karo-karo Baroes) diserahkan kepada Sibajak yang baru. Sementara 1 duplikat buku itu
ditawarkan kepada Asisten Residen.
Asisten Residen merasa senang. Asisten Residen kemudian mengajak bersulang untuk penguasa yang baru.
Sementara tembakan penghormatan
dilakukan untuk menghormati Sibajak
Baroes Djahe yang baru. Tanda telah
disahkannya Pimpinan Penguasa Baroes Djahe
yang baru.
Sibajak Baroes Djahe kemudian mengajak Asisten Residen dan rombongan untuk mengunjungi area
festival, yang terletak di kesain Roemah Djoeloean. Diikuti dengan acara dengan makan bersama.
Sumber : Delpher.nl
Comments