Skip to main content

Harimau dari Berastagi (1938)



ilustrasi : Menjerat Harimau Sumatra
Sekitar tahun 1900



Ada sering pembahasan mengenai pertanyaan dari Harian “Deli Courant,” bagaimana penanggulangan Harimau yang kini semakin ada muncul di Berastagi - dataran tinggi Karo (di Pantai Timur Sumatera). Baru-baru ini ada warga kampung Djarang Moeda (Jara Nguda), berdekatan dengan bangunan-bangunan di Goendaling, malam itu melihat seekor Harimau telah mengambil kepemilikan beberapa anjing. Mereka menemukan jejak hewan itu.  Mereka pergi mencari kediamannya, tapi tidak bisa menemukannya.

Malam berikutnya seorang Karo yang bersenjatakan tombak berjalan-jalan dekat komplek itu, bertemu dengan Harimau. Tiba-tiba tepat di depannya berdiri raja Harimau yang sangat besar, yang sedang bersiap-siap untuk menyerang dia. Orang itu tidak berpikir dua kali. Pada saat Harimau itu menyerang, ia mengarahkan  tombaknya  menikam ke arah perut sang Harimau. Hewan itu jatuh ke tanah dan meraung -raung  mengeluarkan darah sampai mati. 

Harimau tersebut keesokan paginya diangkut ke pasar pusat kota ini, mengundang besar  minat  orang melihat yang mengalahkan binatang itu. Salah satu yang mempunyai kulit Harimau saat ini adalah Sibajak Lingga.

Dari Koran : De Volksvriend
Tanggal : 07-07-1938







"Kegembiraan tanpa memangsa."

Bukan hanya Goendaling  yang menempati  hati para pengunjung liburan, mereka juga para harimau - harimau itu.

Akrab seperti dapat diasumsikan,  Harimau tinggal di Sumatera. Hal ini jelas tidak ada hubungannya dengan Reformasi Administrasi, mereka ada di sana sebelum dan bahkan jauh sebelumnya, ketika Belanda belum tahu apa-apa tentang Sumatera.   Yang kita hanya ingin tunjukkan harimau selalu menjadi artikel yang sangat populer di pulau ini.

Bagaimanapun, sekarang mereka muncul di Berastagi, mereka layak menjadi perhatian khusus. Rupanya tidak begitu banyak hunian harimau yang dapat mereka rambah dan setiap-setiap tahun secara berkelompok mereka berjalan.  Di  Sumatera mereka  meninggalkan jejak di sana-sini. 

Hanya di Berastagi mereka turun menampilkan diri, dengan kilatan mata genit mereka, beberapa pengunjung melihatnya sendiri.

Singkatnya : Berastagi mempunyai daya tarik tersendiri dan cocok bagi akal bisnis, di atas  semua kesenangan seperti menembak  merpati untuk berjudi . 

Dan untuk menghormati Berastagi harus diakui bahwa itu lebih  menarik, sementara  pengusaha hotel Amstel hari ini  pergi ke polisi melaporkan bahwa salah satu tamunya  mungkin melihat harimau bermain, kucing yang kakinya tinggi.

Singkatnya menyukai yang tidak biasa, luar biasa  oleh karena  Harimau dari Berastagi, mau tak mau, berbeda. Oleh karena harimau itu lebih rapi, yang tahu mana tempat liburan : "kegembiraan tanpa memangsa,” karena mereka berjalan dengan baik melalui kebun dengan ekor panjangnya terayun  ke sana ke sini atau sapaan hangat dari kakinya yang terangkat.

Kalau ada sirkus hari ini lewat tidak akan sulit solusinya.

Sekarang kita bertanya kepada diri sendiri:  "Di mana harimau Brastagi belajar penampilan rapi mereka?"

Koran : De Sumatra post
Bertanggal : 14-07-1938




 

Comments

Popular posts from this blog

Nasehat-Nasehat dan Ungkapan-Ungkapan

Nasehat-Nasehat Orang tua Karo, termasuk orang tua yang suka memberikan nasehat-nasehat kepada anggota keluarganya. Dalam nasehat yang diberikan selalu ditekankan, agar menyayangi orang tua, kakak/abang atau adik, harus berlaku adil. Menghormati kalimbubu, anakberu, senina sembuyak, serta tetap menjaga keutuhan keluarga.   Beberapa nasehat-nasehat orang-orang tua Karo lama, yang diungkapkan melalui ungkapan-ungkapan antara lain: Ula belasken kata la tuhu, kata tengteng banci turiken . Artinya jangan ucapkan kata benar, tetapi lebih baik mengucapkan kata yang tepat/pas. Ula kekurangen kalak enca sipandangi, kekurangenta lebe pepayo , artinya jangan selalu melihat kekurangan orang lain, tetapi lebih baik melihat kekurangan  kita (diri) sendiri atau  Madin me kita nggeluh, bagi surat ukat, rendi enta, gelah ula rubat ,  artinya lebih baik kita hidup seperti prinsip  surat ukat (surat sendok), saling memberi dan memintalah agar jangan sampai berkelahi. Beliden...

Kumpulan Teks dan Terjemahan Lagu-lagu Karya Djaga Depari (bagian 2)

8. Mari Kena Mari turang geget ate mari kena Sikel kal aku o turang kita ngerana Aloi, aloi kal aku Kena kal nge pinta-pintangku Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena Tebing kal kapen o turang ingandu ena Nipe karina i jena ringan i jena Tadingken kal ingandu ena Mari ras kal kita jenda Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena Tertima-tima kal kami kerina gundari Kalimbubu, anak beru ras seninanta merari Mulih kal gelah kena keleng ate Ras kal kita jenda morah ate Ula lebe meja dage Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena (sumber : Henry Guntur Tarigan, Piso Surit tahun 1990 halaman : 132) Mari Kena (Marilah mari) Mari adinda sayang marilah mari Ingin daku kita berbicara Dengar, dengarkanlah daku Dikaulah yang sangat kurindukan Mari, marilah sayang Mari, marilah sayang Sangat terjal jalan ke rumahmu sayang Ada banyak ular pula di situ Tinggalkanlah rumahmu itu Mari kita bersama di si...

Musik Karo - Gendang Tiga Sendalanen (bagian 5)

7.2 Gendang telu sendalanen Secara harfiah Gendang telu sendalanen memiliki pengertian tiga alat musik yang sejalan atau dimainkan secara bersama-sama (sama seperti pengertian Gendang Lima Sendalanen). Ketiga alat musik tersebut adalah (1)  Kulcapi/balobat , (2)  ketengketeng,  dan (3)  mangkok.  Dalam ensambel  ini ada dua istrumen yang bisa digunakan sebagai pembawa melodi yaitu   Kulcapi  atau  balobat.   Pemakaian  Kulcapi atau balobat  sebagai pembawa melodi dilakukan secara terpisah dalam upacara yang berbeda.  Sedangkan  Keteng-keteng dan  mangkok merupakan alat musik pengiring yang menghasilkan pola-pola ritem yang bersifat konstan dan repetitif. Jika  Kulcapi digunakan sebagai pembawa melodi, dan  keteng-keteng  serta mangkok sebagai alat musik pengiringnya, maka istilah  Gendang telu sendalanen sering disebut   Gendang Lima Sendalanen Plus Kulcapi ,  da...