Sabtu, 28 Juli 1934, Sibajak dari Lingga, Pa Sendi, wafat pada usia 65 tahun setelah lama sakit.
Pa Sendi, yang merupakan penduduk
asli Lingga dan mempunyai waktu yang sangat panjang sebagai Sibayak dan sangat berpengaruh. Mendapatkan mendaapatkan penghargaan Bintang Emas dari pemerintah kolonial Belanda.
Pada tahun 1932, genap 25 tahun Pa Sendi berkuasa, setelah tanggal 25 Desember dua puluh lima tahun yang lalu ia menandatangani “Pernyataan pendek” (Korte Verklaring). Pa Sendi sudah lama kesehatannya terganggu
dan posisinya diganti oleh putra sulungnya yaitu Raja Klelong.
Selasa lalu, dilakukan upacara
pemakaman Sibajak dengan adat Karo dan dimulai pagi hari. Jenazah dari Sibajak dengan khidmat dibawa ke arah gunung, yaitu sekitar satu kilometer di luar kampung tersebut
dan untuk mengawasi seluruh dataran tinggi. Di dekatnya ada juga kuburan dua mantan Sibajak Lingga bersama-sama dengan ibu dari almarhum Pa Sendi dan istri
pertamanya.
Banyak orang menghadiri upacara antara lain :
Gubernur Pantai Timur Sumatra diwakili Assisten Residen Simeloengoen dan
Karolanden, Mr. Van Rhijn..
Koran : Het nieuws van den dag voor
Nederlandsch-Indië
10-08-1934
Comments