Skip to main content

Film Prosesi Pemakaman Tahun 1917 di Tanah Karo




Film buatan Belanda di tahun 1917 tentang Prosesi Pemakaman di Masyarakat Karo. Film ini berjudul "Lijkbezorging bij de Karo-Bataks." Di buat oleh Kolonial Instituut, Amsterdam. Durasi filem dokumenter tanpa suara ini adalah 07 menit 58 detik.
Di muat di BBC Motion Gallery. Silahkan klik untuk menontonnya di sini (BBC) atau di sini (indonesianfilmcenter.com) bila lambat terasa bisa juga klik gambar di bawah ini : 





Dari hasil diskusi di FB Group Jamburta Merga Silima :



  • MENGENAI FILM BBC TENTANG PEMAKAMAN 1917 DI KARO

    Atas permintaan impal Edi Sembiring, aku berikan sedikit tanggapanku tentang film itu, sbb.:

    Menurutku pembuatan film bukan karena ada peristiwa, tapi sebaliknya peristiwa dibuat untuk kebutuhan pembuatan film. Alasanku:

    1. Ada beberapa upacara yang sebenarnya tak punya kaitan satu sama lain dirangkai dalam film (kemungkinan besar dilaksanakan di kampung yang sama); pemakaman, Ngulak (pakai tungkat dan anjab), Ersilihi (menghantarkan patung batang pisang ke kuburan) dan Ndilo Wari Udan

    2. Tak terlihat dalam film ada mayat kecuali bungkusan tikar seolah mayat saat pembakaran, meski kita kenal beberapa foto lama yang memperlihatkan mayat diusung dan kemudian dibakar (kadang terlihat dipotong-potong dulu agar mudah membakarnya)

    3. Ada dua bentuk funeral/ mortuary yang dipaksakan sejalan dalam film itu. Pembakaran mayat pada suku Karo dilakukan terutama untuk Simate Sada Wari atau yang terkena penyakit menular lepra (cacar). Di pihak lain, pemakaman yang menggunakan Kejeren, kenderaan mayat berbentuk rumah (bentuk lebih besar disebut Lige-lige), dilakukan hanya untuk cawir metua dan terutama raja atau orang kaya (Pemakaman Pa Garamata/ Kiras Bangun dilakukan dengan Lige-lige). Pembakaran mayat adalah dukacita mendalam sedangkan cawir metua, apalagi dengan Kejeren atau Lige-lige, adalah kemegahan.

    4. Apa hubungan Ngulak (membunuh katak puru atau memecah telur ayam dengan tungkat penalun/ malekat) dengan pemakaman itu? Mengapa pula dilanjutkan dengan Ersilihi? Padahal Ngulak dan Ersilihi memiliki tujuan sama, yaitu menghancurkan/ mencampakkan hidup lama dan menyongsong hidup baru). Tiba-tiba pula ada acara Ndilo Wari Udan.

    5. Gambar dalam tarian memperlihatkan ada beberapa gadis yang menggunakan kalung (cemata atau brahmeni). Ini hanya terjadi pada cawir metua yang nilainya sama dengan mengket rumah mbaru dimana ada 3 gadis So Keliamen Simelias Gelar (perawan dan namanya berarti kebaikan) dikenakan pakaian lengkap.

    KESIMPULAN: Film ini adalah fragmentasi beberapa ritual Karo.



Film : "Lijkbezorging bij de Karo-Bataks."
Additional Information
Rights: Rights Managed
No Rights Restrictions
Clearance Status:
Model Release: No Release
Property Release: No Release
Aspect: 4:3
Frame Rate: 25 fps
Frame Size: 720 x 576
Broadcast Standard: PAL
Shot On: Unknown
Length: 00:07:58;00
Physical Delivery Options: BetaSP, Digibeta, MiniDV, DVCAM, DVCPRO, DVD
Stored Online: MXF / Apple ProRes 422
Speed: Unknown
Colour: Unknown
Date: 1917
Film Available: No

Catatan : diedit tanggal 22 September 2014. Laman Bbc Motion Gallery.com tak lagi menyematkan video tersebut dilamannya. Karena dirasa penting, maka tulisan ini diedit untuk menyematkan video ini kembali yang diperoleh dari link di Youtube dan Indonesianfilmcenter.com.

Comments

Popular posts from this blog

Nasehat-Nasehat dan Ungkapan-Ungkapan

Nasehat-Nasehat Orang tua Karo, termasuk orang tua yang suka memberikan nasehat-nasehat kepada anggota keluarganya. Dalam nasehat yang diberikan selalu ditekankan, agar menyayangi orang tua, kakak/abang atau adik, harus berlaku adil. Menghormati kalimbubu, anakberu, senina sembuyak, serta tetap menjaga keutuhan keluarga.   Beberapa nasehat-nasehat orang-orang tua Karo lama, yang diungkapkan melalui ungkapan-ungkapan antara lain: Ula belasken kata la tuhu, kata tengteng banci turiken . Artinya jangan ucapkan kata benar, tetapi lebih baik mengucapkan kata yang tepat/pas. Ula kekurangen kalak enca sipandangi, kekurangenta lebe pepayo , artinya jangan selalu melihat kekurangan orang lain, tetapi lebih baik melihat kekurangan  kita (diri) sendiri atau  Madin me kita nggeluh, bagi surat ukat, rendi enta, gelah ula rubat ,  artinya lebih baik kita hidup seperti prinsip  surat ukat (surat sendok), saling memberi dan memintalah agar jangan sampai berkelahi. Beliden untungna si apul-apulen

Musik Karo - Gendang Tiga Sendalanen (bagian 5)

7.2 Gendang telu sendalanen Secara harfiah Gendang telu sendalanen memiliki pengertian tiga alat musik yang sejalan atau dimainkan secara bersama-sama (sama seperti pengertian Gendang Lima Sendalanen). Ketiga alat musik tersebut adalah (1)  Kulcapi/balobat , (2)  ketengketeng,  dan (3)  mangkok.  Dalam ensambel  ini ada dua istrumen yang bisa digunakan sebagai pembawa melodi yaitu   Kulcapi  atau  balobat.   Pemakaian  Kulcapi atau balobat  sebagai pembawa melodi dilakukan secara terpisah dalam upacara yang berbeda.  Sedangkan  Keteng-keteng dan  mangkok merupakan alat musik pengiring yang menghasilkan pola-pola ritem yang bersifat konstan dan repetitif. Jika  Kulcapi digunakan sebagai pembawa melodi, dan  keteng-keteng  serta mangkok sebagai alat musik pengiringnya, maka istilah  Gendang telu sendalanen sering disebut   Gendang Lima Sendalanen Plus Kulcapi ,  dan jika balobat sebagai pembawa melodi, maka istilahnya  tersebut  menjadi  gendang balobat.  Masing-masing alat mu

Kumpulan Teks dan Terjemahan Lagu-lagu Karya Djaga Depari (bagian 2)

8. Mari Kena Mari turang geget ate mari kena Sikel kal aku o turang kita ngerana Aloi, aloi kal aku Kena kal nge pinta-pintangku Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena Tebing kal kapen o turang ingandu ena Nipe karina i jena ringan i jena Tadingken kal ingandu ena Mari ras kal kita jenda Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena Tertima-tima kal kami kerina gundari Kalimbubu, anak beru ras seninanta merari Mulih kal gelah kena keleng ate Ras kal kita jenda morah ate Ula lebe meja dage Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena (sumber : Henry Guntur Tarigan, Piso Surit tahun 1990 halaman : 132) Mari Kena (Marilah mari) Mari adinda sayang marilah mari Ingin daku kita berbicara Dengar, dengarkanlah daku Dikaulah yang sangat kurindukan Mari, marilah sayang Mari, marilah sayang Sangat terjal jalan ke rumahmu sayang Ada banyak ular pula di situ Tinggalkanlah rumahmu itu Mari kita bersama di si