Petrus Tarigan sebagai anggota dari sanggar Sinar Desa Piso Serit yang didirikan oleh Djaga Depari memiliki kedekatan dengan sang maestro. Ia bercerita tentang proses penciptaan lagu-lagu dari Djaga Depari. Jatuh bangunnya seorang Komponis Djaga Depari. Berikut penuturannya :
Lagu Mari Kena
Lagu ini
tercipta sepulangnya rombongan
dari pertunjukan keliling
di Deli Tua dan Penen.
Kami betul-betul mengalami kehancuran,
kata Petrus Tarigan.
Penyebabnya, kontrak
yang telah disepakati
hanya setengahnya dibayar
pihak sponsor. Akibatnya
kami mengalami kerugian
yang cukup besar
terlebih-lebih Djaga Depari karena beliaulah yang berhubungan
langsung dengan pihak sponsor.
Untuk menutupi
kerugian tersebut, Djaga
Depari terpaksa menjual barang
dagangan istrinya. Pihak
istri pun merasa
keberatan sehingga terjadi
kesalah pahaman antara
suami-istri. Sejak saat itu, Djaga
Depari, tiap malam
diharuskan pulang ke rumah walau
latihan di mana saja. Peraturan baru itu, berdampak buruk bagi saya dan teman-teman di antaranya : Murni Ginting,
Kelas Colia dan
lain-lain. Karena setelah
selesai latihan malam
di Seberaya, kami terpaksa mengantarkannya pulang
ke Kabanjahe. Jarak
antara Kabanjahe-Seberaya kurang lebih
10 km. dengan
berjalan kaki diterangi
lampu petromax. Itu
kami lakukan seminggu sekali.
Penderitaan yang
kami alami bersama
Djaga Depari, bukannya
membuat surut tekad
beliau untuk terus
berkarier mengembangkan bakat
seninya. Dalam situasi
demikian, beliau menuangkan
segala curahan hatinya,
ingin mengatakan dan
ingin berbicara kepada
semua keluarga serta
kerabat tentang permasalahan
yang dia hadapi.
Keinginan tersebut, beliau tuangkan
lewat sebuah lagu yang
diberi judul Mari Kena.
Mari Kena
Mari turang geget ate
mari turang kena
Sikel kal aku o
turang kita
Alio, aloi kal aku
Kena kal nge
pinta-pintangku
Mari turang iah mari
kena
Mari turang iah mari
kena
Tebing kal kapen o
turang ingandu ena
Nipe kerina i jena
ringan i jena
Tadingken kal ingandu
ena
Mari ras kal kit
jenda
Mari turang iah mari
kena
Mari turang iah mari
kena
Tertima-tima kal kami
kerina gundari
Kalimbubu, anak beru
ras seninanta merari
Mulih kal gelah kena
keleng ate
Ras kal kita jenda
morah ate
Ula dage meja dage
Mari turanga iah mari
kena
Mari turang iah mari
ken
Pada syair
ini dikisahkan “aku”
lirik lagu memohon
kepada sang kekasih
agar mau berbicara
dari hati ke hati.
Permohonan disertai harapan
itu membuat “aku” lirik menjadi semakin rindu untuk bertemu,
sampai-sampai semua menanti kedatangan
sang kekasih. Namun
demikian, “aku” lirik
menyadari begitu besar tantangan yang dihadapi dalam menyampaikan
niat tulusnya.
Lagu Dalin Ku Rumah (1962)
Seiring dengan
perjalan waktu kami merencakana pertunjukan
di Tiga Lingga, tapi
keadaan Group sudah
sangat buruk. Dekorasi
panggung yang selama
ini dipakai, sudah banyak yang rusak dan harus diganti dengan yang baru.
Jadwal sudah ditetapkan sementara penyandang dana belum ada. Dalam situasi
demikian, Djaga Depari kembali
mengorbankan barang
dagangan sang Istri.
Setengah Bal kain polos dagangan
sang istri habis diambil Djaga Depari untuk dijadikan bahan dekorasi panggung.
Akibatnya, sang istri sangat marah. Komunikasi yang selama ini sudah macet
diperparah lagi dengan kejadian tersebut. Lagu “Mari Kena” yang tadinya
diharapkan dapat meredam
situasi, ternyata tidak
efektif.
Menurut Petrus Tarigan tentang istri Djaga Depari ini :
“Ada satu hal yang membuat saya sangat salut terhadap
ibu rumah tangga
ini, seberapa besarnya
pun perpecahan rumah tangga mereka,
ternyata tidak pernah
sampai orang luar
tahu. Bahkan keluarga
dekat sendiri, tak pernah tahu dan tetap memelihara anak-anak yang masih
kecil dengan penuh tanggung jawab.”
Walau situasi
sudah sangat meruncing,
niat Djaga Depari
untuk tetap meneruskan bakat seninya tidak surut, terus
belanjut. Semua kemarahan sang istri, beliau
hadapi dengan lagu-lagunya.
Dan untuk masalah ini,
beliau menjawabnya lewat sebuah lagu yang di beri judul Dalin Ku
Rumah.
Dalin Ku Rumah
Arapai nge dalinna ku rumah
Serpang si apai nge maka la salah
Mulih kal aku mulih
Sibar me enggo latih
Sibar me enggo latih
Langke ngeliwer kal dahin melambas
Pitut irambeng kal dalin si melias
Erturih e lanai bo erturih
Rance ngalah iserbu latih
Rance ngalah iserbu latih
Kerah kuakap kerah tapin
Ja pe labo lit pengadi-nagdin
De la i rumahta kari
Mulih kal aku ari
Mulih kal aku ari
Sai ko dalan ku rumah
Den ate keleng mekuah
Dem ate keleng mekuah
Ku rumah kal aku ari
Ku rumah kal aku ari
Dalin Ku Rumah tercipta pada
tahun 1962. Dalam syair-syair lagu tersebut, “aku” lirik
bertanya-tanya arah jalan
mana pintu masuk
kedalam rumah. Dikisahkan
“aku” lirik (Djaga
Depari) merasa sudah
capek dan letih,
sehingga hampir membuatnya tidak
berdaya sama sekali. Hal inilah yang menyebabkan dia ingin pulang
kerumah untuk beristirahat
dalam suasana hati
yang damai dan tentram. Gaya
dan cara Djaga
Depari dalam hal
menyampaikan maksud hatinya
seperti itu membuat suasana hati sang istri tidak merasa tersinggung,
marah, atau mungkin justru tersenyum dan tertawa lebar, sehingga akan terasa
manfaatnya.
Sumber bacaaan :
Penulis : Marco Bangun
Repository.usu.ac.id
Comments