Skip to main content

Pujian Djaga Depari pada Kepulauan Riau dalam Lagu Bulan Mula Berngi (1961)



Di awal tahun 1961, Djaga Depari diutus sebagai wakil seniman daerah Karo ke Jakarta menghadiri pertemuan para seniman se Indonesia. Waktu itu perjalanan ke Jakarta umumnya melalui angkutan laut. Dan sepulang dari Jakarta, beliau menceritakan kesan-kesannya selama perjalanannya di tengah laut tentang indahnya keadaan alam kepulauan Riau di waktu malam. Lagu ini diberi judul Bulan Mula Berngi.
 

Bulan Mula Bergi 

Nde terangna edi bulan mula 
Lawit pe erkilar-kilar bage i pulo rio si mejile 
Bulan mula berngi nerangi kuta kami 
Bulan mula bengi nerangi kuta kami 
Angin berngina pe rembus kapal erlyar erdengus 
Embun pe siarak-arak bage i pulo-pulo singah-singgahen 

Bulan mula berngi nerangi kuta kami 
Bulan mula berngi nerangi kuta kami 

Teringet aku kuta inganku tubuh ndube 
Inganku kisat erjile-jile 
Kade-kade la kurang sinami-nami 
Ingan tawa ergani-gani 

Bulan mula berngi nerangi kuta kami 
Bulan mula berngi nerangi kuta kami 

Tapina doni labo kapen inganta kisat 
Ingan metenget inganta mejingkat 
Ingan ndarami kuah ate kade-kade 
Ingan mengenggeng megermet jine 

Bulan-bulan berngi nerangi  kuta nari 
Bulan mula berngi nerangi kuta kami 



Pada bait ini “aku” lirik mengisahkan keindahan pantai Kepulauan Riau di waktu malam. Diceritakan ketika berlayar ditengah laut, bulan mulai menyembul menerangi malam. Pantulan cahaya yang menerangi lautan membuat dirinya terkagum-kagum melihatnya. Lalu “aku” lirik pada lagu itu teringat akan kampung halaman yang nun jauh diseberang lautan, tak kalah indahnya.
 


Sumber bacaaan :

Penulis : Marco Bangun
Repository.usu.ac.id

Comments

Popular posts from this blog

Nasehat-Nasehat dan Ungkapan-Ungkapan

Nasehat-Nasehat Orang tua Karo, termasuk orang tua yang suka memberikan nasehat-nasehat kepada anggota keluarganya. Dalam nasehat yang diberikan selalu ditekankan, agar menyayangi orang tua, kakak/abang atau adik, harus berlaku adil. Menghormati kalimbubu, anakberu, senina sembuyak, serta tetap menjaga keutuhan keluarga.   Beberapa nasehat-nasehat orang-orang tua Karo lama, yang diungkapkan melalui ungkapan-ungkapan antara lain: Ula belasken kata la tuhu, kata tengteng banci turiken . Artinya jangan ucapkan kata benar, tetapi lebih baik mengucapkan kata yang tepat/pas. Ula kekurangen kalak enca sipandangi, kekurangenta lebe pepayo , artinya jangan selalu melihat kekurangan orang lain, tetapi lebih baik melihat kekurangan  kita (diri) sendiri atau  Madin me kita nggeluh, bagi surat ukat, rendi enta, gelah ula rubat ,  artinya lebih baik kita hidup seperti prinsip  surat ukat (surat sendok), saling memberi dan memintalah agar jangan sampai berkelahi. Beliden untungna si apul-apulen

Kumpulan Teks dan Terjemahan Lagu-lagu Karya Djaga Depari (bagian 2)

8. Mari Kena Mari turang geget ate mari kena Sikel kal aku o turang kita ngerana Aloi, aloi kal aku Kena kal nge pinta-pintangku Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena Tebing kal kapen o turang ingandu ena Nipe karina i jena ringan i jena Tadingken kal ingandu ena Mari ras kal kita jenda Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena Tertima-tima kal kami kerina gundari Kalimbubu, anak beru ras seninanta merari Mulih kal gelah kena keleng ate Ras kal kita jenda morah ate Ula lebe meja dage Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena (sumber : Henry Guntur Tarigan, Piso Surit tahun 1990 halaman : 132) Mari Kena (Marilah mari) Mari adinda sayang marilah mari Ingin daku kita berbicara Dengar, dengarkanlah daku Dikaulah yang sangat kurindukan Mari, marilah sayang Mari, marilah sayang Sangat terjal jalan ke rumahmu sayang Ada banyak ular pula di situ Tinggalkanlah rumahmu itu Mari kita bersama di si

Musik Karo - Gendang Tiga Sendalanen (bagian 5)

7.2 Gendang telu sendalanen Secara harfiah Gendang telu sendalanen memiliki pengertian tiga alat musik yang sejalan atau dimainkan secara bersama-sama (sama seperti pengertian Gendang Lima Sendalanen). Ketiga alat musik tersebut adalah (1)  Kulcapi/balobat , (2)  ketengketeng,  dan (3)  mangkok.  Dalam ensambel  ini ada dua istrumen yang bisa digunakan sebagai pembawa melodi yaitu   Kulcapi  atau  balobat.   Pemakaian  Kulcapi atau balobat  sebagai pembawa melodi dilakukan secara terpisah dalam upacara yang berbeda.  Sedangkan  Keteng-keteng dan  mangkok merupakan alat musik pengiring yang menghasilkan pola-pola ritem yang bersifat konstan dan repetitif. Jika  Kulcapi digunakan sebagai pembawa melodi, dan  keteng-keteng  serta mangkok sebagai alat musik pengiringnya, maka istilah  Gendang telu sendalanen sering disebut   Gendang Lima Sendalanen Plus Kulcapi ,  dan jika balobat sebagai pembawa melodi, maka istilahnya  tersebut  menjadi  gendang balobat.  Masing-masing alat mu