Pada akhir abad ke-19, orang terkemuka dari pedalaman Pesisir Timur adalah pemimpin-pemimpin tradisional yang terkenal berkat wewenang dan ketangguhan bersenjata mereka. Ketika Kruijt melakukan perjalanan eksplorasi untuk tinggal di Dusun tahun 1890 , penduduk Buluh Hawar berpikir bahwa ia pasti akan menemui Pak Mbelgah, (1) sibayak Kabanjahe. Reputasi Pa Mbelgah sebagai pria kuat, kokoh, berani, pandai memimpin dan bertindak, tampaknya sudah terkenal dari Dusun sampai urung Tran di dataran tinggi, di kaki gunung Sinabung. Kemasyhurannya ini terutama diperoleh berkat kemenangan yang baru didapatnya atas sebuah pasukan dari Aceh . Ia dikabarkan telah membunuh dengan tangannya sendiri empat orang Aceh, satu diantaranya seorang tengku .(2) (Silahkan baca tulisan lainnya tentang Pa Mbelgah Klik ) Ketika dataran tinggi di utara Danau Toba dimasukkan dalam wilayah pemerintahan kolonial tahun 1907, tampaknya sibayak Lingga, Pa Sendi, adalah yang paling terlibat dalam kerjasama den