Skip to main content

Karo Tahun 1920 dalam Majalah National Geographic (bagian 1)

Majalah National Geographic pernah memuat tulisan, "By Motor Through The East Coast and Batak Higlands of Sumatra" yang ditulis oleh Melvin A. Hall. Majalah ini adalah volume XXXVII Januari 1920.  Melvin menembus Sumatera menuju Dataran Tinggi Tanah Karo dengan sepeda motornya.

Berikut ini 28 foto yang dimuat dalam edisi tersebut. Foto-foto ini adalah hasil jepretan Melvin A. Hall sepanjang perjalanannya, berikut urutan fotonya dan beberapa kalimat tanggapan Melivin A. Hall :
Majalah National Geographic volume XXXVII Januari 1920.
A Sumatran caravan makes its way through the highlands
Photographer:  MELVIN A. HALL/National Geographic Stock
Iringan angkutan memasuki dataran tinggi, di latar belakang terlihat Gunung Sibayak yang merupakan salah satu gunung berapi. Jalan yang baik hampir tidak dikenal di wilayah sentral sumatra, tapi sepanjang kedua pantai timur dan barat ada dapat ditemukan jalan raya seperti ini, mobil dan motor tidak lagi membangkitkan rasa ingin tahu penduduk asli sumatra. Hanya ada sekitar 200 mil jalur kereta api di pulau ini.

Sebuah mobil melaju melalui hutan jati.
A car drives through a teak forest.
Location :              Near Medan, Sumatra, Indonesia.
Photographer:  MELVIN A. HALL/National Geographic Stock
Mengemudi melalui hutan jati di dekat medan, sebuah pelabuhan penting di pantai timur laut Sumatra.

Pemandangan Gudang pengeringan untuk memproduksi Tembakau Sumatra.
 A view of drying sheds for producing Sumatran tobacco.
Location:              Sumatra, Indonesia.
Photographer:  MELVIN A. HALL/National Geographic Stock
Gudang pengeringan tembakau Sumatera terkenal di dunia. Bangunan-bangunan atap jerami  itu tidak lagi digunakan untuk tembakau, dan lahan yang terlihat datar itu telah ditanam di atasnya pohon-pohon karet, yang sedang ditanam secara luas saat ini.

Dua perempuan Batak membahas berita di pasar.
Two Battak women discuss news at the town market.
Location:              Karo-Batak, Sumatra, Indonesia.
Photographer:  MELVIN A. HALL/National Geographic Stock
A little gossip now and then is relished even by primitive women : at a Karo market.


Perempuan Sumatra mengurangi beban mereka dengan membawa barang di atas kepala  mereka.
Sumatran women lessen their burden by carrying goods on their heads.
Location :              Sumatra, Indonesia.
Photographer:  MELVIN A. HALL/National Geographic Stock
These female porters are not as heavily burdened as they appear to be ; their head packs consist of fine matting.

Kenderaan lokal yang beratapkan jerami ditarik oleh lembu.
A local rides in a thatched-roof wagon led by ox.
Location:              Sumatra, Indonesia.
Photographer:  MELVIN A. HALL/National Geographic Stock

A caravan of thatched-roof wagons travels a road with telephone poles.
Location:              Sumatra, Indonesia.
Photographer:  MELVIN A. HALL/National Geographic Stock
Transportasi primitif dan tehnologi komunikasi modren duduk berdampingan di Sumatera. (Perhatikan : kabel telepon)


Atap jerami, rumah dari sebuah desa di Sumatera
The thatched-roof houses of a Sumatran village.
Location:              Kebon Djahe, Sumatra, Indonesia.
Photographer:  MELVIN A. HALL/National Geographic Stock
Orang Sumatra baik-untuk-melakukan, bahkan kaya, dan membangun rumah dengan desain arsitektur yang tidak biasa. Banyak rumah yang terbuat dari kayu jati dan bambu. Ukiran dan panel mengungkapkan rasa aneh. Perhatikan struktur pergola-seperti rumit di tengah-tengah halaman, ini adalah rumah merpati (lihat teks, halaman 90).


The sumatrans are well-to-do, even wealthy, race and build houses of unusual architectural design. Many of them are constructed of teak and bamboo. The carving and panelling reveal a bizarre taste. Note the elaborate pergola-like structure in the center of the courtyard ; this is a pigeon houses (see text, page 90)

Bersambung ke bagian 2.


Comments

wow.... informasi yang bagus kawan
Mantab imfona, bang.
Tapi, nungkun ateku. Lit nge etehndu info lengkap tentang "Tapak Raja Sulaiman?". Mejuah-juah.
Unknown said…
Keren2... Sangat bermanfaat ttg Sejarah Karo...

Popular posts from this blog

Nasehat-Nasehat dan Ungkapan-Ungkapan

Nasehat-Nasehat Orang tua Karo, termasuk orang tua yang suka memberikan nasehat-nasehat kepada anggota keluarganya. Dalam nasehat yang diberikan selalu ditekankan, agar menyayangi orang tua, kakak/abang atau adik, harus berlaku adil. Menghormati kalimbubu, anakberu, senina sembuyak, serta tetap menjaga keutuhan keluarga.   Beberapa nasehat-nasehat orang-orang tua Karo lama, yang diungkapkan melalui ungkapan-ungkapan antara lain: Ula belasken kata la tuhu, kata tengteng banci turiken . Artinya jangan ucapkan kata benar, tetapi lebih baik mengucapkan kata yang tepat/pas. Ula kekurangen kalak enca sipandangi, kekurangenta lebe pepayo , artinya jangan selalu melihat kekurangan orang lain, tetapi lebih baik melihat kekurangan  kita (diri) sendiri atau  Madin me kita nggeluh, bagi surat ukat, rendi enta, gelah ula rubat ,  artinya lebih baik kita hidup seperti prinsip  surat ukat (surat sendok), saling memberi dan memintalah agar jangan sampai berkelahi. Beliden untungna si apul-apulen

Musik Karo - Gendang Tiga Sendalanen (bagian 5)

7.2 Gendang telu sendalanen Secara harfiah Gendang telu sendalanen memiliki pengertian tiga alat musik yang sejalan atau dimainkan secara bersama-sama (sama seperti pengertian Gendang Lima Sendalanen). Ketiga alat musik tersebut adalah (1)  Kulcapi/balobat , (2)  ketengketeng,  dan (3)  mangkok.  Dalam ensambel  ini ada dua istrumen yang bisa digunakan sebagai pembawa melodi yaitu   Kulcapi  atau  balobat.   Pemakaian  Kulcapi atau balobat  sebagai pembawa melodi dilakukan secara terpisah dalam upacara yang berbeda.  Sedangkan  Keteng-keteng dan  mangkok merupakan alat musik pengiring yang menghasilkan pola-pola ritem yang bersifat konstan dan repetitif. Jika  Kulcapi digunakan sebagai pembawa melodi, dan  keteng-keteng  serta mangkok sebagai alat musik pengiringnya, maka istilah  Gendang telu sendalanen sering disebut   Gendang Lima Sendalanen Plus Kulcapi ,  dan jika balobat sebagai pembawa melodi, maka istilahnya  tersebut  menjadi  gendang balobat.  Masing-masing alat mu

Kumpulan Teks dan Terjemahan Lagu-lagu Karya Djaga Depari (bagian 2)

8. Mari Kena Mari turang geget ate mari kena Sikel kal aku o turang kita ngerana Aloi, aloi kal aku Kena kal nge pinta-pintangku Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena Tebing kal kapen o turang ingandu ena Nipe karina i jena ringan i jena Tadingken kal ingandu ena Mari ras kal kita jenda Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena Tertima-tima kal kami kerina gundari Kalimbubu, anak beru ras seninanta merari Mulih kal gelah kena keleng ate Ras kal kita jenda morah ate Ula lebe meja dage Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena (sumber : Henry Guntur Tarigan, Piso Surit tahun 1990 halaman : 132) Mari Kena (Marilah mari) Mari adinda sayang marilah mari Ingin daku kita berbicara Dengar, dengarkanlah daku Dikaulah yang sangat kurindukan Mari, marilah sayang Mari, marilah sayang Sangat terjal jalan ke rumahmu sayang Ada banyak ular pula di situ Tinggalkanlah rumahmu itu Mari kita bersama di si