Skip to main content

Pameran Tenunan Batak di Tropenmuseum, Amsterdam

WOVEN WORLDS (WERELD VAN WEEFSELS)
Exhibition in the Park Room of the Tropenmuseum, Amsterdam
 
Kurator Tamu oleh Dr. Sandra Niessen
17 February – 2 July 2006 .

ditulis oleh Pamela (admin www.tribaltextiles.info )

Pameran ini menampilkan contoh-contoh indah dari tekstil Batak, dan kisah koleksi mereka. Selama berabad-abad Batak tinggal keberadaan relatif independen di dataran tinggi Sumatera Utara. Setelah datang kontak dengan kekuasaan kolonial pada abad kedelapan belas, budaya mereka berubah secara signifikan. Pada saat yang sama, museum mulai mengumpulkan tekstil mereka. Batak objek dalam pameran menawarkan wawasan ke dalam pengembangan budaya mereka serta prioritas, motif, dan strategi dari empat kolektor: Herman Neubronner van der Tuuk, Johan Ernst Jasper, Tassilo Adam dan Sandra Nies.

Saya sangat menikmati kedua pameran. Ada beberapa sangat khusus ulos Batak (terutama Batak Toba) dalam pameran Worlds Woven dan ada beberapa dari mereka - terutama potongan-potongan yang lebih tua - yang saya sangat tertarik. Saya sangat beruntung memang bahwa kurator tamu pameran dan penulis dua buku yang diterbitkan dan beberapa artikel mengenai Batak, Dr Sandra Nies, membawaku berkeliling pameran dan berbagi pengetahuan dan pemikiran di balik pameran dengan saya. Saya juga mendengar tentang sebuah buku baru pada tekstil Batak ditulis oleh Sandra yang diharapkan akan diterbitkan pada pertengahan-2007. Aku akan menaruh informasi tentang buku yang akan datang di forum buku-buku kami karena hal ini benar-benar akan menjadi salah satu yang harus diperhatikan.



Tropenmuseum adalah museum yang sangat baik untuk berkunjung dan saya sangat terkesan oleh kualitas layar mereka. Juga toko yang baik dan faclilities restoran yang lezat. Hal ini mudah diakses melalui sistem trem. http://www.kit.nl/ Sebagian besar situs web telah bahasa Inggris serta teks Belanda.


sumber : Tribaltextiles

Comments

Popular posts from this blog

Nasehat-Nasehat dan Ungkapan-Ungkapan

Nasehat-Nasehat Orang tua Karo, termasuk orang tua yang suka memberikan nasehat-nasehat kepada anggota keluarganya. Dalam nasehat yang diberikan selalu ditekankan, agar menyayangi orang tua, kakak/abang atau adik, harus berlaku adil. Menghormati kalimbubu, anakberu, senina sembuyak, serta tetap menjaga keutuhan keluarga.   Beberapa nasehat-nasehat orang-orang tua Karo lama, yang diungkapkan melalui ungkapan-ungkapan antara lain: Ula belasken kata la tuhu, kata tengteng banci turiken . Artinya jangan ucapkan kata benar, tetapi lebih baik mengucapkan kata yang tepat/pas. Ula kekurangen kalak enca sipandangi, kekurangenta lebe pepayo , artinya jangan selalu melihat kekurangan orang lain, tetapi lebih baik melihat kekurangan  kita (diri) sendiri atau  Madin me kita nggeluh, bagi surat ukat, rendi enta, gelah ula rubat ,  artinya lebih baik kita hidup seperti prinsip  surat ukat (surat sendok), saling memberi dan memintalah agar jangan sampai berkelahi. Beliden untungna si apul-apulen

Kumpulan Teks dan Terjemahan Lagu-lagu Karya Djaga Depari (bagian 2)

8. Mari Kena Mari turang geget ate mari kena Sikel kal aku o turang kita ngerana Aloi, aloi kal aku Kena kal nge pinta-pintangku Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena Tebing kal kapen o turang ingandu ena Nipe karina i jena ringan i jena Tadingken kal ingandu ena Mari ras kal kita jenda Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena Tertima-tima kal kami kerina gundari Kalimbubu, anak beru ras seninanta merari Mulih kal gelah kena keleng ate Ras kal kita jenda morah ate Ula lebe meja dage Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena (sumber : Henry Guntur Tarigan, Piso Surit tahun 1990 halaman : 132) Mari Kena (Marilah mari) Mari adinda sayang marilah mari Ingin daku kita berbicara Dengar, dengarkanlah daku Dikaulah yang sangat kurindukan Mari, marilah sayang Mari, marilah sayang Sangat terjal jalan ke rumahmu sayang Ada banyak ular pula di situ Tinggalkanlah rumahmu itu Mari kita bersama di si

Musik Karo - Gendang Tiga Sendalanen (bagian 5)

7.2 Gendang telu sendalanen Secara harfiah Gendang telu sendalanen memiliki pengertian tiga alat musik yang sejalan atau dimainkan secara bersama-sama (sama seperti pengertian Gendang Lima Sendalanen). Ketiga alat musik tersebut adalah (1)  Kulcapi/balobat , (2)  ketengketeng,  dan (3)  mangkok.  Dalam ensambel  ini ada dua istrumen yang bisa digunakan sebagai pembawa melodi yaitu   Kulcapi  atau  balobat.   Pemakaian  Kulcapi atau balobat  sebagai pembawa melodi dilakukan secara terpisah dalam upacara yang berbeda.  Sedangkan  Keteng-keteng dan  mangkok merupakan alat musik pengiring yang menghasilkan pola-pola ritem yang bersifat konstan dan repetitif. Jika  Kulcapi digunakan sebagai pembawa melodi, dan  keteng-keteng  serta mangkok sebagai alat musik pengiringnya, maka istilah  Gendang telu sendalanen sering disebut   Gendang Lima Sendalanen Plus Kulcapi ,  dan jika balobat sebagai pembawa melodi, maka istilahnya  tersebut  menjadi  gendang balobat.  Masing-masing alat mu