Membangun dan memelihara itu sama susahnya, seperti juga menjaga apa yang diwariskan. Sebuah kenangan mungkin akan lekang oleh waktu, tetapi sebuah identitas diri tak akan luntur. Begitulah saat ini, ketika jaman berjalan dan modrenisasi mau tak mau harus dihadapi.
Dari foto-foto yang ada, kita diwariskan budaya yang agung, walau yang terlihat dari foto-foto itu hanyalah produk kebudayaan. Sementara budaya yang sebenarnya ada dalam prilaku kehidupan sehari-hari. Namun ketika produk-produk kebudayaan itu kian luntur menuju punah, ditakutkan sumbernyapun akan mengering. Apa yang bisa diceritakan, bila tak ada cermin untuk berkaca. Apa yang bisa dikatakan bila tak ada ingatan yang bisa dikenang kembali.
Salah satu produk kebudayaan itu adalah rumah adat, tempat kelahiran, kehidupan hingga kematian. Di dalamnya juga terdapat tranformasi budaya, bisa dikatakan sebagai rumah komunal. Pembangunannyapun memiliki keunikan dan mengikutkan peran serta penghuninya maupun perangkat adat.
Nederlands: foto. Het houten- en bamboe skelet van een Karo Batak huis in aanbouw Date : 1900-1940 Source : Tropenmuseum |
Melihat kondisi terkini sebuah gerakan Restorasi Rumah Adat Karo bangkit dan mengajak semua masyarakat Karo untuk terlibat dan peduli untuk menjaga dan memelihara yang sudah ada, agar rumah adat Karo yang indah dan bernilai tinggi itu tak punah seketika. Seperti dikatakan oleh Soehardi Hartono, Direktur Eksekutif Badan Warisan Sumatera,
“Rumah adat Karo bernilai tinggi karena merupakan bukti fisik kehebatan nenek moyang dalam membangun rumah. Secara arsitektural, rumah-rumah itu juga memilki keunikan dan teknik bangunan tinggi.” (Kompas, Selasa, 21/12/2004). Keunikan tersebut terutama adalah pembangunan rumah tanpa penggunaan paku. Orang Karo terkenal dari unsur teknologinya yang berkaitan dengan arsitektur tempat tinggalnya.
Berikut ini sepotong berita dari gerakan Restorasi Rumah Adat Karo :
Restorasi Rumah Adat Karo Desa Melas
Upaya restorasi rumah adat Karo yang dideklarasikan beberapa waktu lalu (29 Mei 2010) oleh Sanggar Seni Tinuang, Sanggar Seni Sirulo dan Tabloid Sora Sirulo melalui gerakan “Koin untuk Rumah Adat Karo” kini memasuki tahap implementasi. Sumbangan masyarakat yang terkumpul sebanyak Rp. 3.572.925 akan digunakan menyisip atap sebuah rumah adat Karo di Desa Melas (Kecamatan Dolatrayat, Kabupaten Karo).
Waktu
Dari beberapa kali berdiskusi antara Sanggar Tinuang dan Tabloid Sora Sirulo dengan Kepala Desa Melas, pemilik rumah adat dan Karang Taruna Desa Melas, disepakati penyisipan atap rumah ini diadakan pada Jumat 4 Maret 2011 s/d Sabtu 5 Maret 2011. Pada Sabtu Malam 5 Maret 2011 diadakan acara hiburan dengan menampilkan musik dan tari Karo sebagai wujud kebersamaan dan ucapan syukur serta merancang kegiatan berikutnya.
Pekerja
Sebanyak 35 orang relawan yang berasal dari Sanggar Tinuang, Tabloid Sora Sirulo dan Karang Taruna Desa Melas ditambah beberapa simpatisan akan bergotongroyong melakukan kegiatan ini, dipimpin oleh seorang tukang (Pauji Ginting). Masih terbuka sukarelawan tambahan. Untuk yang berminat silahkan hubungi panitia.
Pendanaan
Seluruh relawan sepakat menggunakan dana pribadi. Dana yang telah terkumpul melalui gerakan “Koin untuk Rumah Adat Karo” digunakan membeli bahan-bahan yang diperlukan (bambu peranca, ijuk, tali, dll.), konsumsi selama kerja gotong royong (makan dan minum) dan upah tukang. Diperkirakan menghabiskan dana sekitar Rp.3.000.000,-.
Konsep Restorasi
“Gerakan Koin untuk Rumah Adat Karo” dimaksudkan untuk mengumpulkan dana restorasi semua rumah adat Karo yang masih tersisa. Dimulai dengan upaya perbaikan satu-satunya rumah adat yang tersisa di Melas.
Karena dana yang terkumpul masih sangat terbatas, panitia memulainya dengan mengadakan penyisipan bagian-bagian atap yang bocor. Ini dipilih mengingat kebocoran atap dapat mempercepat pembusukan tiang-tiang rumah akibat basah oleh air hujan. Tujuan akhir adalah merestorasi rumah ini secara total dan kemudian melanjutkan restorasi rumah-rumah adat Karo lainnya.
Teknis Penyisipan Atap
Atap penganti/penyisip adalah ijuk seperti aslinya agar rumah adat yang diperbaiki tetap tradisional. Tali pengikat ijuk juga terbuat dari ijuk. Beberapa rusuk yang retak/patah akan diperkokoh dengan rusuk-rusuk pendamping terbuat dari bambu.
Penyumbang Tambahan
Khusus untuk kegiatan memperbaiki/menyisip atap panitia mendapatkan beberapa sumbangan seperti halnya uang pembeli beras untuk makan pekerja (H.M. Sitepu), air mineral dan mie instant (Robert Sinuhaji), gula, bubuk teh dan kopi serta rokok (Ruth Cahaya Evo Barus), kibot dan sound system untuk acara hiburan (Satria Purba) serta penampilan musik dan lagu tradisional Karo (Sanggar Seni Sirulo).
Panitia masih membuka kesempatan kepada siapa saja yang hendak memberikan sumbangan dalam bentuk uang maupun bahan-bahan yang dibutuhkan. Untuk penjelasan lebih lanjut silahkan menghubungi panitia.
Ingin Menyaksikan?
Selain sebagai bagian upaya pelestarian nilai-nilai sejarah dan budaya Karo, perbaikan rumah adat Karo di Melas dimaksudkan juga untuk membangun desa ini sebagai salah satu tujuan wisata Kabupaten Karo. Sehubungan dengan itu, kami mengajak para peminat menyaksikan kegiatan perbaikan/penyisipan atap ini di lapangan dan/atau kegiatan hiburan di Sabtu Malam 5 Maret 2011. Di sana panitia akan menyediakan beberapa kotak koin dan pengunjung dapat menyumbangkan koinnya ke dalam kotak.
Peliputan
Panitia mengundang semua media nasional maupun lokal serta cetak maupun elektronik untuk meliput semua kegiatan. Kami juga mengundang para fotografer profesional maupun amatir untuk mengabadikan semua kegiatan.
Dampak Samping
Selain untuk memperpanjang usia rumah adat yang bersangkutan, perbaikan/penyisipan atap rumah diharapkan memberi dampak samping yaitu menunjukkan keseriusan, kejujuran dan soliditas panitia dalam melakukan gerakan “Koin untuk Rumah Adat Karo”. Dengan itu diharapkan minat menyumbangkan koin dan bekerja untuk mengumpulkan koin meningkat di kalangan masyarakat luas untuk mencapai tujuan utama yaitu merestorasi semua rumah adat Karo yang masih tersisa.
Panitia
Penasehat: Juara R. Ginting
Ketua: Desnalri Sinulingga
Sekretaris: Sada Kata Ginting
Bendahara: Ita Apulina Tarigan
Panitia dibantu oleh beberapa seksi.
Alamat Panitia
Jl. Harmonika Baru
Kelurahan Selayang II
Kecamatan Medan Selayang
Medan
HP: 0811 602 609 (Ita Apulina Tarigan)
0813 7580 5406 (Desnalri Sinulingga)
Email: koinrumahadatkaro@yahoo.com
Restorasi Rumah Adat Karo di Desa Melas oleh Sanggar Seni Tinuang, Sanggar Seni Sirulo dan Tabloid Sora Sirulo |
Restorasi Rumah Adat Karo di Desa Melas oleh Sanggar Seni Tinuang, Sanggar Seni Sirulo dan Tabloid Sora Sirulo |
Restorasi Rumah Adat Karo di Desa Melas oleh Sanggar Seni Tinuang, Sanggar Seni Sirulo dan Tabloid Sora Sirulo |
Comments