Skip to main content

Pembakaran Mayat (Kremasi) (bagian 2)

Proses pengumpulan Kayu Bakar untuk Kremasi, di Tanah Karo
Lijkverbranding in Karo, Noord-Sumatra
Date : 1914-1919
Author : T. (Tassilo) Adam (Fotograaf/photographer)

Sebuak proses persiapan Kremasi, kemungkinan di karo
Een crematie op Sumatra, mogelijk bij de Karo Batak
Date : 1910-1930
Author : Unknown
 
Sebuah acara Kremasi di sebuah lapangan terbuka
Batakvrouwen bij een lijkverbranding in het veld, Karolanden, Sumatra`s Oostkust
Date : 1920-1925
Author : Unknown
 
Jenazah ini tanpa pakaian diletakkan di atas tumpukan kayu. Kremasi kali ini dilakukan oleh salah satu kerabat ini. Dua wanita mengenakan peralatan pembakaran penuh "(Adam 1919:42).. kremasi selama pemakaman Berastagi, Karo
De doode wordt zonder kleederen op den brandstapel gelegd. Bij de verbranding is niemand van de familieleden aanwezig. Twee oue vrouwen dragen voor de volledige verbranding zorg." (Adam 1919:42). Lijkverbranding tijdens een begrafenis te Berastagi, Karo, Noord-Sumatra
Date : 1914-1919
Author : T. (Tassilo) Adam (Fotograaf/photographer)
 

 
Jenazah ditempatkan di tumpukan kayu untuk dikremasi, di Karo, Sumatera Utara
Vanaf een lijkbaar wordt een dode op de brandstapel geplaatst voor de lijkverbranding 
in Karo, Noord-Sumatra
Date : 1914-1926
Author : T. (Tassilo) Adam (Fotograaf/photographer)

Comments

Kalau dilihat dari foto ini, hi... ngeri aku lihatnya. Hehehehe...!

Tapi, inilah salah satu bukti kuatnya pengaruh Hindu di Karo yang menjelma menjadi agama Pemena, yang jika kita telisik kebiasaan(tradisi) Pemena itu sangatlah mirip dengan yang ditemui di Senata Dharma di India Selatan.

Popular posts from this blog

Nasehat-Nasehat dan Ungkapan-Ungkapan

Nasehat-Nasehat Orang tua Karo, termasuk orang tua yang suka memberikan nasehat-nasehat kepada anggota keluarganya. Dalam nasehat yang diberikan selalu ditekankan, agar menyayangi orang tua, kakak/abang atau adik, harus berlaku adil. Menghormati kalimbubu, anakberu, senina sembuyak, serta tetap menjaga keutuhan keluarga.   Beberapa nasehat-nasehat orang-orang tua Karo lama, yang diungkapkan melalui ungkapan-ungkapan antara lain: Ula belasken kata la tuhu, kata tengteng banci turiken . Artinya jangan ucapkan kata benar, tetapi lebih baik mengucapkan kata yang tepat/pas. Ula kekurangen kalak enca sipandangi, kekurangenta lebe pepayo , artinya jangan selalu melihat kekurangan orang lain, tetapi lebih baik melihat kekurangan  kita (diri) sendiri atau  Madin me kita nggeluh, bagi surat ukat, rendi enta, gelah ula rubat ,  artinya lebih baik kita hidup seperti prinsip  surat ukat (surat sendok), saling memberi dan memintalah agar jangan sampai berkelahi. Beliden untungna si apul-apulen

Kumpulan Teks dan Terjemahan Lagu-lagu Karya Djaga Depari (bagian 2)

8. Mari Kena Mari turang geget ate mari kena Sikel kal aku o turang kita ngerana Aloi, aloi kal aku Kena kal nge pinta-pintangku Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena Tebing kal kapen o turang ingandu ena Nipe karina i jena ringan i jena Tadingken kal ingandu ena Mari ras kal kita jenda Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena Tertima-tima kal kami kerina gundari Kalimbubu, anak beru ras seninanta merari Mulih kal gelah kena keleng ate Ras kal kita jenda morah ate Ula lebe meja dage Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena (sumber : Henry Guntur Tarigan, Piso Surit tahun 1990 halaman : 132) Mari Kena (Marilah mari) Mari adinda sayang marilah mari Ingin daku kita berbicara Dengar, dengarkanlah daku Dikaulah yang sangat kurindukan Mari, marilah sayang Mari, marilah sayang Sangat terjal jalan ke rumahmu sayang Ada banyak ular pula di situ Tinggalkanlah rumahmu itu Mari kita bersama di si

Musik Karo - Gendang Tiga Sendalanen (bagian 5)

7.2 Gendang telu sendalanen Secara harfiah Gendang telu sendalanen memiliki pengertian tiga alat musik yang sejalan atau dimainkan secara bersama-sama (sama seperti pengertian Gendang Lima Sendalanen). Ketiga alat musik tersebut adalah (1)  Kulcapi/balobat , (2)  ketengketeng,  dan (3)  mangkok.  Dalam ensambel  ini ada dua istrumen yang bisa digunakan sebagai pembawa melodi yaitu   Kulcapi  atau  balobat.   Pemakaian  Kulcapi atau balobat  sebagai pembawa melodi dilakukan secara terpisah dalam upacara yang berbeda.  Sedangkan  Keteng-keteng dan  mangkok merupakan alat musik pengiring yang menghasilkan pola-pola ritem yang bersifat konstan dan repetitif. Jika  Kulcapi digunakan sebagai pembawa melodi, dan  keteng-keteng  serta mangkok sebagai alat musik pengiringnya, maka istilah  Gendang telu sendalanen sering disebut   Gendang Lima Sendalanen Plus Kulcapi ,  dan jika balobat sebagai pembawa melodi, maka istilahnya  tersebut  menjadi  gendang balobat.  Masing-masing alat mu