Skip to main content

Perahu Kematian (Pelangkah) Sibayak Soerbakti

Perahu Kematian (pelangkah) Sibayak Soerbakti di desa Soerbakti.
Bahagian depan kapal berbentuk burung enggang atau rangkong.
Di bahagian depan terdapat patung pria dan di belakang terdapat patung wanita.
Diperkirakan antara tahun 1914-1918.

Doodskist van een Sibayak in Soerbakti.
Photo oleh : T (Tassilo) Adam


Tulang-tulang Sibayak Soerbakti

Tengkorak Kepala Sibayak Soerbakti

Patung Pria di depan Kapal Kematian



Patung Perempuan di Belakang Kapal Kematian

Letak kapal kematian Sibajak Soerbakti
Sumber : Tropenmuseum 

Comments

karosiadi said…
Dari diskusi di FB Group Jamburta Merga Silima :

~Tabloid Sora Sirulo : Nama yg kita sebut kapal itu dalam bahasa Karo adalah pelangkah

~Tabloid Sora Sirulo : Mayat atau tengkorak yang digali kembali dari kuburan dibakar dulu baru dimasukkan ke pelangkah

~Tabloid Sora Sirulo : abu hasil pembakaran ditaruh ke dalam pelangkah dan kemudian dihanyut. Sekejap setelah dihanyutkan, orang-orang langsung melemparinya dengan batu agar pelangkah tenggelam
Unknown said…
infonya menarik sekali, kebetulan saya juga tertarik dengan kebudayaan Karo.

Salam
JAS SEM said…
Dangat menarik peninggalan budaya Karo spt ini. Trimakasih buat sdr yg telah mempublikasikan pelangkah ini.

Orang karo sekarang taunya PELANGKAH adalah tempat makan babi. Terbuat dari kayu atau bambu
JAS SEM said…
Saya baru tau kalau sejak zaman belanda perahu kematian (pelangkah) sudah musnah. Orang tua saya yg lahir tahun 1928 menunjukkan kpd saya bahwa pelangkah adalah tempat makan babi peliharaan. Memang bentuk dasarnya sama. Terbuat dari kayu besar dan dibuat lubang dg cara dipahat.

Popular posts from this blog

Nasehat-Nasehat dan Ungkapan-Ungkapan

Nasehat-Nasehat Orang tua Karo, termasuk orang tua yang suka memberikan nasehat-nasehat kepada anggota keluarganya. Dalam nasehat yang diberikan selalu ditekankan, agar menyayangi orang tua, kakak/abang atau adik, harus berlaku adil. Menghormati kalimbubu, anakberu, senina sembuyak, serta tetap menjaga keutuhan keluarga.   Beberapa nasehat-nasehat orang-orang tua Karo lama, yang diungkapkan melalui ungkapan-ungkapan antara lain: Ula belasken kata la tuhu, kata tengteng banci turiken . Artinya jangan ucapkan kata benar, tetapi lebih baik mengucapkan kata yang tepat/pas. Ula kekurangen kalak enca sipandangi, kekurangenta lebe pepayo , artinya jangan selalu melihat kekurangan orang lain, tetapi lebih baik melihat kekurangan  kita (diri) sendiri atau  Madin me kita nggeluh, bagi surat ukat, rendi enta, gelah ula rubat ,  artinya lebih baik kita hidup seperti prinsip  surat ukat (surat sendok), saling memberi dan memintalah agar jangan sampai berkelahi. Beliden untungna si apul-apulen

Kumpulan Teks dan Terjemahan Lagu-lagu Karya Djaga Depari (bagian 2)

8. Mari Kena Mari turang geget ate mari kena Sikel kal aku o turang kita ngerana Aloi, aloi kal aku Kena kal nge pinta-pintangku Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena Tebing kal kapen o turang ingandu ena Nipe karina i jena ringan i jena Tadingken kal ingandu ena Mari ras kal kita jenda Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena Tertima-tima kal kami kerina gundari Kalimbubu, anak beru ras seninanta merari Mulih kal gelah kena keleng ate Ras kal kita jenda morah ate Ula lebe meja dage Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena (sumber : Henry Guntur Tarigan, Piso Surit tahun 1990 halaman : 132) Mari Kena (Marilah mari) Mari adinda sayang marilah mari Ingin daku kita berbicara Dengar, dengarkanlah daku Dikaulah yang sangat kurindukan Mari, marilah sayang Mari, marilah sayang Sangat terjal jalan ke rumahmu sayang Ada banyak ular pula di situ Tinggalkanlah rumahmu itu Mari kita bersama di si

Musik Karo - Gendang Tiga Sendalanen (bagian 5)

7.2 Gendang telu sendalanen Secara harfiah Gendang telu sendalanen memiliki pengertian tiga alat musik yang sejalan atau dimainkan secara bersama-sama (sama seperti pengertian Gendang Lima Sendalanen). Ketiga alat musik tersebut adalah (1)  Kulcapi/balobat , (2)  ketengketeng,  dan (3)  mangkok.  Dalam ensambel  ini ada dua istrumen yang bisa digunakan sebagai pembawa melodi yaitu   Kulcapi  atau  balobat.   Pemakaian  Kulcapi atau balobat  sebagai pembawa melodi dilakukan secara terpisah dalam upacara yang berbeda.  Sedangkan  Keteng-keteng dan  mangkok merupakan alat musik pengiring yang menghasilkan pola-pola ritem yang bersifat konstan dan repetitif. Jika  Kulcapi digunakan sebagai pembawa melodi, dan  keteng-keteng  serta mangkok sebagai alat musik pengiringnya, maka istilah  Gendang telu sendalanen sering disebut   Gendang Lima Sendalanen Plus Kulcapi ,  dan jika balobat sebagai pembawa melodi, maka istilahnya  tersebut  menjadi  gendang balobat.  Masing-masing alat mu