Skip to main content

Sekilas Tentang Pecatur Si Toemboek



Majalah Perkumpulan Catur Hindia Belanda No 10-11 Tahun 1930 dengan nomer spesial 'Euwe Nummer' yang berisi reportase tentang kedatangan Dr. Euwe ke Hindia Belanda.

Machgielis ‘Max’ Euwe lahir di Watergrafsmeer, The Netherlands pada tahun 1901. Menjadi juara dunia pada tahun 1935 and 1937. Pernah menjadi president of FIDE (Fédération Internationale des Echecs) dari tahun 1970 sampai 1978. Pada tour ini Dr. Euwe mengadakan pertandingan ke beberapa kota di Hindia Belanda, di Medan Dr. Euwe sempat ditahan remis oleh seorang pecatur lokal yang bernama Si Toemboek.






Dari sumber Nederlandse Schaakbond :

Si Toemboek, de Batakker

Hans Böhm schrijft in zijn hoedanigheid van ambassadeur van het Amsterdamse schoolschaakproject de Schaakkaravaan regelmatig een weblog over het project. Deze keer blogt hij over Si Toemboek de Batakker. 

Schaken met niets
Op een van zijn vele buitenlandse reizen ontmoette onze enige Nederlandse wereldkampioen schaken Max Euwe eens Si Toemboek. Si was een Batakker, een afstammeling van volksstammen die 1500 jaar geleden vanuit het berggebied van de Himalaya wegtrokken en zich vestigden in Sumatra.

Si Toemboek
De ontwikkelingen gaan niet snel in het eilandenrijk van Indonesië. Daar leven minder ontwikkelde volken en Euwe ging daar schaken met Si. Heel het dorp en velen van de omringende plantages waren uitgelopen om die partij mee te maken. Euwe schreef daarover: 'De mensen waren mager en gespierd en hadden een natuurlijke waardigheid'. Het is heel bijzonder dat iemand die niet kan lezen of schrijven en
die nooit lid is geweest van een schoolschaakclub, simpelweg omdat er geen school is, dat zo iemand goed kan schaken. En dat kon Si. Hij maakte remise maar ik vermoed dat Euwe dat sowieso wel een goede uitslag vond. Daarna speelden ze nog een ander soort schaak, waarbij de stukken net even anders liepen. Het bord was in de grond uitgekrast en de stukken waren verschillende stukjes hout, die een beetje bewerkt waren door de Batakkers. Aan hout geen gebrek in de rimboe.

Als jij een keer een bezoek brengt aan de Batakkers dan kun je altijd met ze schaken. Ze vragen er wel een beetje geld voor maar dat moet je dan maar zien als ontwikkelingshulp.

De schaakkaravaan.

Bacaan tentang Si Toemboek lengkap dari MAX EUWE CENTRUM klik

Comments

Popular posts from this blog

Nasehat-Nasehat dan Ungkapan-Ungkapan

Nasehat-Nasehat Orang tua Karo, termasuk orang tua yang suka memberikan nasehat-nasehat kepada anggota keluarganya. Dalam nasehat yang diberikan selalu ditekankan, agar menyayangi orang tua, kakak/abang atau adik, harus berlaku adil. Menghormati kalimbubu, anakberu, senina sembuyak, serta tetap menjaga keutuhan keluarga.   Beberapa nasehat-nasehat orang-orang tua Karo lama, yang diungkapkan melalui ungkapan-ungkapan antara lain: Ula belasken kata la tuhu, kata tengteng banci turiken . Artinya jangan ucapkan kata benar, tetapi lebih baik mengucapkan kata yang tepat/pas. Ula kekurangen kalak enca sipandangi, kekurangenta lebe pepayo , artinya jangan selalu melihat kekurangan orang lain, tetapi lebih baik melihat kekurangan  kita (diri) sendiri atau  Madin me kita nggeluh, bagi surat ukat, rendi enta, gelah ula rubat ,  artinya lebih baik kita hidup seperti prinsip  surat ukat (surat sendok), saling memberi dan memintalah agar jangan sampai berkelahi. Beliden...

Kumpulan Teks dan Terjemahan Lagu-lagu Karya Djaga Depari (bagian 2)

8. Mari Kena Mari turang geget ate mari kena Sikel kal aku o turang kita ngerana Aloi, aloi kal aku Kena kal nge pinta-pintangku Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena Tebing kal kapen o turang ingandu ena Nipe karina i jena ringan i jena Tadingken kal ingandu ena Mari ras kal kita jenda Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena Tertima-tima kal kami kerina gundari Kalimbubu, anak beru ras seninanta merari Mulih kal gelah kena keleng ate Ras kal kita jenda morah ate Ula lebe meja dage Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena (sumber : Henry Guntur Tarigan, Piso Surit tahun 1990 halaman : 132) Mari Kena (Marilah mari) Mari adinda sayang marilah mari Ingin daku kita berbicara Dengar, dengarkanlah daku Dikaulah yang sangat kurindukan Mari, marilah sayang Mari, marilah sayang Sangat terjal jalan ke rumahmu sayang Ada banyak ular pula di situ Tinggalkanlah rumahmu itu Mari kita bersama di si...

Musik Karo - Gendang Tiga Sendalanen (bagian 5)

7.2 Gendang telu sendalanen Secara harfiah Gendang telu sendalanen memiliki pengertian tiga alat musik yang sejalan atau dimainkan secara bersama-sama (sama seperti pengertian Gendang Lima Sendalanen). Ketiga alat musik tersebut adalah (1)  Kulcapi/balobat , (2)  ketengketeng,  dan (3)  mangkok.  Dalam ensambel  ini ada dua istrumen yang bisa digunakan sebagai pembawa melodi yaitu   Kulcapi  atau  balobat.   Pemakaian  Kulcapi atau balobat  sebagai pembawa melodi dilakukan secara terpisah dalam upacara yang berbeda.  Sedangkan  Keteng-keteng dan  mangkok merupakan alat musik pengiring yang menghasilkan pola-pola ritem yang bersifat konstan dan repetitif. Jika  Kulcapi digunakan sebagai pembawa melodi, dan  keteng-keteng  serta mangkok sebagai alat musik pengiringnya, maka istilah  Gendang telu sendalanen sering disebut   Gendang Lima Sendalanen Plus Kulcapi ,  da...