Skip to main content

Wanita Karo Menenun (2)

Perempuan Karo yang menenun di bawah rumah
Batakvrouwen aan het weven onder het huis, Karolanden, Sumatra`s Oostkust
1920-1925
Source : Tropenmuseum


Kedua wanita bekerja dalam proses tenun, sedangkan wanita muda meninggalkan bayi di dadanya. Dia peduli untuk anaknya sementara dia bekerja. Dia sibuk di tempat ini dengan sebuah garenafwinder. Di tangan kirinya ia memegang bola kecil dan benang di tangan kanannya. Benang yang dicelup dalam garenafwinder menggantung.

Wanita muda pada gambar kanan memakai "teba" (jenis kain dalam bahasa karo) saat menenun. Dia memakai sarung kotak-kotak, mungkin dibuat dari mesin.

Foto menunjukkan alat tenun sangat jelas. Rantai ditarik antara lusi dan balok. Di antara kolektor dengan loop pickup putih. Di balik kolektor adalah roller, dan sebelum kolektor pedang. Pedang ada di pihaknya untuk meningkatkan lompat. Wanita itu memiliki antar-jemput di tangan kanannya. Hal ini baik saja dilemparkan oleh melompat, atau mereka akan melempar melalui itu. Tenun ini memiliki pola kolektor tidak untuk pola pakan tambahan. Bahkan lebih luar biasa adalah bahwa tidak ada alat tenun bar silang.

Tepat di sebelah penenun adalah rak upside suatu unit rantai. Para wanita bekerja di halaman. dasar ini berfungsi sebagai kayu untuk penyimpanan


De twee vrouwen zijn bezig met onderdelen van het weefproces terwijl de vrouw links een jong kindje aan haar borst heeft. Zij zorgt voor haar kind terwijl zij werkt. Zij is bezig in deze afbeelding met een garenafwinder. In haar linkerhand houdt zij een klein kluwen vast en windt ze het garen met haar rechterhand. De garens die in de garenafwinder hangen zijn geverfd. 

De jonge vrouw rechts op de afbeelding is een "teba" (Karo doeksoort) aan het weven. Zij draagt een geruite sarong, die waarschijnlijk machinaal is gemaakt.
De foto toont het weeftoestel zeer duidelijk. De ketting is gespannen tussen een kettingboom en een borstboom. Daar tussen zit een ophaler met witte ophaallussen. Achter de ophaler zit de roller, en vóór de ophaler het zwaard. Het zwaard staat op zijn kant om de sprong te vergroten. De vrouw heeft de weefspoel in haar rechterhand. Zij heeft het óf net door de sprong gegooid, óf zij staat op het punt om het daar doorheen te gooien. Dit weeftoestel heeft geen patroonophalers om suppletoire inslagpatronen te maken. Nog opvallender is dat het weefgetouw geen kruislatten of 'coil rod' heeft om het kruis in de ketting te bewaren. Het touw tussen borstboom en lendenjuk is duidelijk op deze foto te zien.
Rechts naast de weefster is een ondersteboven plank van een kettingtoestel.
De vrouwen werken naast het huis. De onderkant dient als opslagplaats voor hout.
. Karo vrouw aan het weven

1914-1918
Author : T. (Tassilo) Adam (Fotograaf/photographer).
Source : Tropenmuseum

Pemandangan Desa dengan perempuan Karo menenun
Dorpsgezicht met Karo Batak vrouwen achter weeftoestellen
ca. 1870
Author K. Feilberg (Fotograaf/photographer).
Source : Tropenmuseum

 Mempersiapkan alat pemintal
Karo vrouwen haspelen en zetten een schering op bij het weven
1914-1919
T. (Tassilo) Adam (Fotograaf/photographer).
Source : Tropenmuseum


Menggunakan "Serka" (roda berputar) yang memintal benang kapas.
Kedua wanita terlibat dalam tahap awal proses menenun: membuat peran (rolags) dan pemintalan kapas.
Rol dibuat oleh wanita di sebelah kiri pada gambar. Dia menggunakan kapas. Di tangan kirinya dia memegang sepotong kecil dari bambu atau kayu dan kapas menggulungnya. Dia letakkan gulungan kapas di atas batu datar. Gulungan disiapkan, dikeluarkan dari tongkat. Empat dari gulungan terletak di tikar.
Perempuan itu menggunakan gulungan berputar.  

Dia memiliki satu di tangan kiri dan berputar dengan tongkat spin kecepatan tinggi di roda berputar.   
Dengan tangan kanannya dia merubah roda memutar tongkat untuk berjalan.

Deze twee vrouwen zijn bezig met de vroege stadia van het weefproces: het maken van rollen (rolags) katoen, en het spinnen. De rollen worden gemaakt door de vrouw links op de foto. Zij gebruikt katoen die al ontpit is en waarvan de vezels al door de boog zijn los gemaakt (afbeelding 1001 4413). In haar linkerhand houdt zij een smal stuk bamboe of hout en rolt de katoen er omheen. Zij rolt de katoen op een platte steen. De klaargemaakte rollen worden van het stokje gehaald. Vier ervan liggen voor de spinster op de mat.
De vrouw rechts gebruikt de rollen bij het spinnen. Zij heeft er eentje in haar linkerhand en spint het met het snel draaiende spinstokje in het spinnenwiel.
Met haar rechterhand draait ze het wiel om het spinstokje te laten draaien.
Duidelijk te zien op deze afbeelding is dat bij het spannen van de schering op de scheringtoestel, achter de vrouwen op de voorgrond, drie mandjes worden gebruikt.

. Met behulp van een "serka" (spinnewiel) worden katoenen draden gesponnen, Karolanden

1914-1919
T. (Tassilo) Adam (Fotograaf/photographer).
Source : Tropenmuseum

Penenun ini adalah dua tahap yang berbeda dari proses tenun. Wanita kiri dengan jenis kain "gatip Ampar" Sementara wanita di kanan tampaknya merentangkan benang di antara dua rol bambu. Dengan berlutut di roller bawah penenun cara ini untuk menjaga ketegangan pada benang.

Kedua perempuan bekerja di tanah, di bawah rumah. Kayu ditumpuk di bawah rumah sebagai persediaan memasak.  Penenun, Kabandjahe.

Deze twee weefsters zijn met verschillende fases van het weefproces bezig. De vrouw links is een doeksoort die "gatip ampar" heet aan het weven. Het kan zijn dat de vrouw links geen Karo-Batak is, maar eventueel Toba-Batak, want zij heeft geen hoofddoek op haar hoofd. Tegenwoordig zijn het alleen maar Toba-Bataks die in het Karogebied weven.
De vrouw rechts is waarschijnlijk bezig stijfsel op haar garens aan te brengen. Op de foto is het niet duidelijk te zien maar het lijkt dat zij een "ijuk" (palmvezel) borstel in haar rechterhand heeft. Zij draagt wel een hoofddoek, maar misschien alleen om de zon tijdens deze klus te weren. De garens zijn gespannen tussen twee bamboerollers. Met haar knieën drukt de weefster op een roller om op deze manier spanning op de garens te bewaren.
Beide vrouwen werken op de grond en leunen hun weefinstrument tegen het Karo-Batakhuis aan. Duidelijk is dat er hout wordt opgestapeld onder het huis.
. Weefsters, Kabandjahe, Karolanden

1914-1919
T. (Tassilo) Adam (Fotograaf/photographer).
Source : Tropenmuseum

Menenun di halaman

Batakse mensen aan het ontpitten en uiteenpluizen van de kapok en aan het spinnen, opwinden en haspelen van het garen, Karolanden

1900-1940
Source : Tropenmuseum

Comments

Karo tempo dulu lebih memikat dari karo sekarang, dan semua akan hilang digerus zaman

Popular posts from this blog

Nasehat-Nasehat dan Ungkapan-Ungkapan

Nasehat-Nasehat Orang tua Karo, termasuk orang tua yang suka memberikan nasehat-nasehat kepada anggota keluarganya. Dalam nasehat yang diberikan selalu ditekankan, agar menyayangi orang tua, kakak/abang atau adik, harus berlaku adil. Menghormati kalimbubu, anakberu, senina sembuyak, serta tetap menjaga keutuhan keluarga.   Beberapa nasehat-nasehat orang-orang tua Karo lama, yang diungkapkan melalui ungkapan-ungkapan antara lain: Ula belasken kata la tuhu, kata tengteng banci turiken . Artinya jangan ucapkan kata benar, tetapi lebih baik mengucapkan kata yang tepat/pas. Ula kekurangen kalak enca sipandangi, kekurangenta lebe pepayo , artinya jangan selalu melihat kekurangan orang lain, tetapi lebih baik melihat kekurangan  kita (diri) sendiri atau  Madin me kita nggeluh, bagi surat ukat, rendi enta, gelah ula rubat ,  artinya lebih baik kita hidup seperti prinsip  surat ukat (surat sendok), saling memberi dan memintalah agar jangan sampai berkelahi. Beliden untungna si apul-apulen

Musik Karo - Gendang Tiga Sendalanen (bagian 5)

7.2 Gendang telu sendalanen Secara harfiah Gendang telu sendalanen memiliki pengertian tiga alat musik yang sejalan atau dimainkan secara bersama-sama (sama seperti pengertian Gendang Lima Sendalanen). Ketiga alat musik tersebut adalah (1)  Kulcapi/balobat , (2)  ketengketeng,  dan (3)  mangkok.  Dalam ensambel  ini ada dua istrumen yang bisa digunakan sebagai pembawa melodi yaitu   Kulcapi  atau  balobat.   Pemakaian  Kulcapi atau balobat  sebagai pembawa melodi dilakukan secara terpisah dalam upacara yang berbeda.  Sedangkan  Keteng-keteng dan  mangkok merupakan alat musik pengiring yang menghasilkan pola-pola ritem yang bersifat konstan dan repetitif. Jika  Kulcapi digunakan sebagai pembawa melodi, dan  keteng-keteng  serta mangkok sebagai alat musik pengiringnya, maka istilah  Gendang telu sendalanen sering disebut   Gendang Lima Sendalanen Plus Kulcapi ,  dan jika balobat sebagai pembawa melodi, maka istilahnya  tersebut  menjadi  gendang balobat.  Masing-masing alat mu

Kumpulan Teks dan Terjemahan Lagu-lagu Karya Djaga Depari (bagian 2)

8. Mari Kena Mari turang geget ate mari kena Sikel kal aku o turang kita ngerana Aloi, aloi kal aku Kena kal nge pinta-pintangku Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena Tebing kal kapen o turang ingandu ena Nipe karina i jena ringan i jena Tadingken kal ingandu ena Mari ras kal kita jenda Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena Tertima-tima kal kami kerina gundari Kalimbubu, anak beru ras seninanta merari Mulih kal gelah kena keleng ate Ras kal kita jenda morah ate Ula lebe meja dage Mari turang iah mari kena Mari turang iah mari kena (sumber : Henry Guntur Tarigan, Piso Surit tahun 1990 halaman : 132) Mari Kena (Marilah mari) Mari adinda sayang marilah mari Ingin daku kita berbicara Dengar, dengarkanlah daku Dikaulah yang sangat kurindukan Mari, marilah sayang Mari, marilah sayang Sangat terjal jalan ke rumahmu sayang Ada banyak ular pula di situ Tinggalkanlah rumahmu itu Mari kita bersama di si